MEDIA PAKUAN-Serikat Petani Indonesia (SPI) menyoroti permasalahan kelangkaan pupuk subsidi yang sulit didapat petani diberbagai daerah di Indonesia.
Sebelumnya Presiden Jokowi menyinggung subsidi pupuk dengan anggaran APBN triliunan rupiah tidak efektif terhadap produksi pangan di Indonesia.
Alokasi pupuk subsidi sebanyak 23,2 juta ton dengan nilai mencapai Rp67,18 triliun tidak memberikan manfaat yang sebanding penghasilan pangan petani.
Ketua Umum SPI Henry Saragih mengatakan, permasalahan pupuk bersubsidi merupakan permasalahan kompleks yang muncul akibat banyaknya praktik penyimpangan yang terjadi di lapangan.
Baca Juga: Peserta PPPK 2021 Wajib Tahu Aturan Penempatan Guru
Mulai dari masalah tidak tepatnya sasaran penerima pupuk bersubsidi, hingga masalah birokrasi yang terlalu berlapis menyulitkan petani mendaftarakan dirinya pada sistem Elektronik RDKK dan silitnya memperoleh kartu tani.
Berdasarkan hasil temuan anggota SPI di lapangan terdapat penyelewengan pupuk subsidi yang seharusnya digunakan untuk tanaman pangan malah masuk ke tanaman perkebunan.
Selain itu, penyelewengan juga terjadi di pedagang pupuk, dan terjadinya mal administrasi di kelompok tani.
“Semestinya penerima subsidi bukan kelompok tani atau gabungan kelompok petani, tapi kelembagaan petani berupa koperasi," ujarnya seperti dikutip dari situs SPI pada Rabu, 3 Februari 2021.