Guguran Tebing Lava Gunung Merapi Berjatuhan, BPPTKG: Masyarakat Harap Tenang dan Jangan Panik!

- 23 November 2020, 13:47 WIB
Gunung Merapi Alami Tebing Lava Lama, Hanik Humaida : Masyarakat Harap Tenang dan Jangan Panik!
Gunung Merapi Alami Tebing Lava Lama, Hanik Humaida : Masyarakat Harap Tenang dan Jangan Panik! /Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto
 
MEDIA PAKUAN - Gunung Merapi di Perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah saat ini mengalami guguran tebing lava lama.
 
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan, guguran tebing lava lama ini terpantau dari CCTV Pengamatan Gunung Merapi yang dipasang di Deles pada Minggu, 22 November 2020.
 
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat," kata dia.
 

Pernyataan ini disebutkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Minggu, 22 November 2020.

Kemudian, Hanik melalui keterangan tertulis menjelaskan bahwa guguran tersebut merupakan guguran dari tebing lava tahun 1945 yang berada didinding kawah utara.

Material yang jatuh ke dalam kawah dan sampai saat ini tidak memberikan dampak pengaruh kepada aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

Baca Juga: Makin Mencekam! Dinas Perhubungan Memasang Lampu Penerangan di Jalur Evakuasi Di lereng Merapi

Ia juga mengakui bahwa guguran seperti ini merupakan kejadian biasa yang terjadi saat Gunung Merapi mengalami kenaikan tingkat kewaspadanya.

"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi," katanya.

Gunung Merapi saat ini yang sudah mencapai level Siaga, setelah mendengar kabar penaikan status sejak 5 November 2020.
 
 
"Sebagai langkah antisipasi, selain akan menempatkan personel untuk mengawasi truk-truk pasir yang lewat jalur evakuasi Merapi, kami juga memasang lampu penerangan jalan umum (LPJU) sepanjang jalur evakuasi," ungkap  Pelaksana Tugas Kepala Dishub Kabupaten Sleman Arip Pramana di Sleman.

Untuk antisipasi tersebut agar jalur evakuasi steril dari gangguan, seperti dari truk pengangkut pasir dan penerangan jalan juga memadai.

"Kami menjadwalkan petugas, setiap sif dua orang personel," ungkapnya.
 
Ia menyatakan bahwa jalur evakuasi bencana erupsi Merapi harus bersih dari truk-truk pengangkut pasir.
 
Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Siaga 1, BNPB Lakukan Pantauan Udara

"Lokasi depo pasir yang beroperasi paling banyak berada di radius delapan kilometer dari puncak Merapi. Penjagaan jalur evakuasi oleh petugas akan dilakukan dan difokuskan di wilayah Glagaharjo. Saat ini yang harus 'clear' jalur evakuasi pada wilayah bahaya yaitu lima kilometer ke arah bawah ke lokasi barak pengungsian Kelurahan Glagaharjo," ungkapnya.
 
Maka dari itu, penjagaan pihaknya memasang lampu penerangan jalan di sepanjang jalur evakuasi.

"Kami menyiapkan 20 unit LPJU pada jalur sepanjang 1,9 km. Fokus pembenahan infrastruktur di Glagaharjo sesuai yang direkomendasikan oleh BPPTKG. Lampu ini sebagai pemandu bagi orang yang mau evakuasi dari atas. Di luar lokasi barak pengungsian dan titik kumpul yang sudah dipasang sekitar 15 titik baik di Balai Kalurahan Glagaharjo maupun tempat evakuasi hewan di Singlar," ungkapnya.***
 

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x