Rakit Senjata dan Beli Peluru Online, Pembunuh Shinzo Abe Mirip Kasus John F Kennedy: Jepang Keadaan Darurat

- 9 Juli 2022, 16:55 WIB
Jenazah mantan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo telah tiba di rumahnya di Tokyo. Shinzo Abe ditembak mati saat memberikan pidato di kota barat Nara, Jumat 8 Juli 2022.
Jenazah mantan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo telah tiba di rumahnya di Tokyo. Shinzo Abe ditembak mati saat memberikan pidato di kota barat Nara, Jumat 8 Juli 2022. /Tangkapan layar NHK
 
 
MEDIA PAKUAN -  Kematian mantan Perdana Menteri Jepang  Shinzo Abe sangat memukul kondisi dan stabilitas negara matahari terbit itu.
 
Negara dengan salah satu tingkat kejahatan senjata terendah di dunia ini, tidak terbiasa dengan kekerasan bersenjata. Saat ini telah menetapkan keadaan darurat.

Abe  ditembak menyampaikan pidato kampanye untuk mendukung kandidat dari Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa menjelang pemilihan majelis tinggi hari Minggu.
 
 
Lima jam setelah penembakan oleh Tetsuya Yamagami di siang bolong di depan banyak orang , Shinzo Abe, 67 tahun, dinyatakan tewas Jumat pada pukul 17:03.
 
Dia tewas karena luka tembak di leher dan jantung, yang menyebabkan kehilangan banyak darah.
 
Sabtu pagi setelah penembakan, sebuah mobil yang diyakini berisi jenazah Abe keluar dari Rumah Sakit Universitas Kedokteran Nara. Jandanya, Aki Abe, membawa jenazah suaminya kembali ke Tokyo.
 
 
Mobil jenazah itu kemudian ttiba di kediamannya di Tokyo,  Media melaporkan bahwa para pejabat Jepang mulai membahas  pemakaman Shinzo Abe.
 
Prosesi akan dimulai pada Senin akan ada kebangkitan untuk Abe, dan pada Selasa dilanjutkan dengan pemakamannya.
 
Mengundurkan diri sebagai perdana menteri Jepang pada tahun 2020 karena alasan kesehatan, Abe tetap menjadi tokoh yang kuat dalam lanskap politik negara itu dan terus berkampanye untuk LDP.
 

Kepolisian prefektur Nara  yang telah menangkap tersangka mengatakan  bahwa Tetsuya Yamagami, telah mengakui penembakan tersebut.
 
Dalam penggeledahan di rumahnya Yamagami, Jumat, polisi menemukan  bahan peledak dan senjata rakitan.
 
Pada konferensi pers pada hari Jumat, polisi mengungkapkan bahwa Yamagami  menjadi anggota Pasukan Bela Diri Maritim selama tiga tahun hingga Agustus 2005.
 
 
 
 
Kemudian ia bekerja di sebuah pabrik di wilayah Kansai  2020 dan dia berhenti pada Mei tahun ini.
 
Menurut polisi ia menyimpan kebencian terhadap organisasi tertentu yang menurutnya terkait dengan Abe. 
 
Namun Yamagami tidak menyebut organisasi yang mana, polisi meragukan apa yang dikatakan Yamagami. 
 

Kepada penyidik dia mengaku bahwa awalnya ia berencana untuk menyerang pemimpin kelompok agama tertentu, dimana ibunya telah banyak menyumbangkan uang dan menyebabkannya bangkrut.
 
Menurut Yamagami, dia tidak senang terhadap  Abe, yang menurutnya telah mempromosikan kelompok tersebut.
 
Yamagami membantah melakukan kejahatan itu karena terkait kebijakan atau politik yang diyakini Abe.
 

Polisi juga mengatakan Yamagami dalam aksinya menggunakan sejenis pistol berukuran panjang 40 sentimeter dan lebar 20 sentimeter. Ia merakit senjata itu dari tabung besi yang dibungkus dengan lakban. Sementara itu ia mendapatkan peluru yang dibelinya secara online.
 
Mantan penasihat khusus Abe, Tomohiko Taniguchi, mengatakan mantan perdana menteri itu adalah salah satu pemimpin paling transformatif di Jepang dan menyebut kematiannya sama dengan pembunuhan Presiden AS John F. Kennedy.
 
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Ini Jadwal Program Acara NET TV Hari Ini, Sabtu 9 Juli 2022: High Society dan Tonight Show

“Saya pikir itu akan sama dengan hari pembunuhan John F. Kennedy… Itu adalah hari kesedihan, kesedihan, ketidakpercayaan, dan bagi saya, kemarahan besar. Realitas sangat sulit dicerna orang,” kata Taniguchi.***
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://english.kyodonews.net/news/2022/07/72f7e65dbce1-poli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x