Hari Angkatan Bersenjata Menjadi Hari Berdarah Bagi Pengunjuk Rasa Myanmar, Juru Bicara CRPH: Memalukan

- 27 Maret 2021, 14:31 WIB
ilustrasi/Para pengunjuk rasa protes anti-kudeta
ilustrasi/Para pengunjuk rasa protes anti-kudeta /REUTERS/Stringer



MEDIA PAKUAN - Pasukan Militer Myanmar kembali menembaki para pengunjuk rasa sehingga mengakibatkan 16 orang tewas.

Hal tersebut padahal pemimpin Juta telah memberikan keterangan bahwa militer akan melindungi rakyat dan berjuang untuk demokrasi.

Penembakan para protes Myanmar dilakukan oleh polisi di jalan-jalan Yangon, Mandalay, dan kota-kota lain pada saat para jenderal negara itu merayakan Hari Angkatan Bersenjata.

Menurut Dr. Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti-junta mengatakan bahwa hari ini menjadi memalukan bagi militer Myanmar.

Baca Juga: Kemensos Target Salurkan Bansos ke 17.496.185 KPM, Cek Penerima Pencairan Akhir Maret di dtks.kemensos.go.id

Baca Juga: Catat! Cara Mudah Klaim Token Listrik Gratis Maret Hingga Juni 2021 Mendatang

"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Dr. Sasa yang dikutip Media Pakuan dari Reuters 27 Maret 2021.

Menurut dia karena hari ini merupakan hari angkatan bersenjata namun menjadi hari berdarah karena militer telah membunuh lebih dari 300 warga sipil yang tidak bersalah.

"Para jenderal militer merayakan Hari Angkatan Bersenjata setelah mereka baru saja membunuh lebih dari 300 warga sipil yang tidak bersalah," kata dia.

Sebelumnya Pemimpin Junta yang berkuasa di Myanmar Min Aung Hlaing berjanji akan melindungi rakyat dan berjuang untuk menjaga demokrasi.

Baca Juga: Pemerintah Akan Lanjutkan Penyaluran BLT UMKM 2021 Cek eform.bri.co.id inilah Cara Cek Penerima yang Terdaftar

Baca Juga: Bersiap Siap! Pendaftaran Seleksi CPNS 2021 Segera Dibuka, Ini Dokumen dan Persyaratan yang Harus Dipenuhi

Pemimpin Junta Myanmar juga menegaskan terkait rencananya untuk mengadakan pemilihan, namun untuk waktunya belum dipastikan.

Dia juga berjanji akan berjuang bersama rakyat untuk menjaga demokrasi di Myanmar.

Dikutip dari Reuters, "Tentara berusaha untuk bergandengan tangan dengan seluruh bangsa untuk menjaga demokrasi," kata jenderal.

Selain itu dia juga menyampaikan bahwa pihak keamanan akan berusaha melindungi rakyat dan memulihkan perdamaian di seluruh negeri.

“Tindakan kekerasan yang mempengaruhi stabilitas dan keamanan untuk membuat tuntutan tidak tepat”. kata dia.***

Editor: Iing Nuryasin

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah