Benarkah dengan Janjinya? Pemimpin Junta Myanmar di Tengah Seruan Unjuk Rasa Anti Kudeta Akan Lindungi Rakyat

- 27 Maret 2021, 11:15 WIB
ilustrasi/ di tengah memanasnya protes anti kudeta pemimpin Junta akan berjuang pertahankan demokrasi
ilustrasi/ di tengah memanasnya protes anti kudeta pemimpin Junta akan berjuang pertahankan demokrasi /Reuters/Stringer



MEDIA PAKUAN - Pemimpin Junta yang berkuasa di Myanmar Min Aung Hlaing berjanji akan melindungi rakyat dan berjuang untuk menjaga demokrasi.

Pemimpin Junta Myanmar juga menegaskan terkait rencananya untuk mengadakan pemilihan, namun untuk waktunya belum dipastikan.

Dia juga berjanji akan berjuang bersama rakyat untuk menjaga demokrasi di Myanmar.

Dikutip dari Reuters, "Tentara berusaha untuk bergandengan tangan dengan seluruh bangsa untuk menjaga demokrasi," kata jenderal.

Baca Juga: Pemerintah Akan Lanjutkan Penyaluran BLT UMKM 2021 Cek eform.bri.co.id inilah Cara Cek Penerima yang Terdaftar

Baca Juga: Pendaftaran Seleksi CPNS 2021 Segera Dibuka, MenPAN-RB: Formasi Penerimaan Diumumkan Akhir Maret

Selain itu dia juga menyampaikan bahwa pihak keamanan akan berusaha melindungi rakyat dan memulihkan perdamaian di seluruh negeri.

“Tindakan kekerasan yang mempengaruhi stabilitas dan keamanan untuk membuat tuntutan tidak tepat”. kata dia.

Sebelumnya Pembunuhan yang terjadi di Myanmar setiap hari terjadi, yang dimana ada sekitar 320 jiwa yang tewas di tangan junta militer.

Keterangan jumlah demonstran yang tewas di tangan militer Myanmar itu, berdasarkan sadurang Media Pakuan dari laman Channel News Asia, pada Jumat, 26 Maret 2021.

Baca Juga: Inilah Spesifikasi 7 Smartphone OPPO yang Memiliki Kualitas Kamera Terbaik

Baca Juga: Catat! Cara Mudah Klaim Token Listrik Gratis Maret Hingga Juni 2021 Mendatang

Tercatat pada hari Kamis saja, sudah ada sembilan demonstran yang meninggal, ketika melakukan aksi anti kudeta.

Para pengunjuk rasa terus akan melakukan cara apapun untuk melawan junta militer Myanmar.

Akan tetapi, jumlah korban yang tewas menurut versi junta yaitu sebanyak 164 jiwa dan menyebut mereka sebagai teroris.

Selai itu terjadi penyerangan di kantor Partai Liga Nasional untuk Demokrasi milik Aung San Suu Kyi dengan menggunakan bom molotov pada Jumat, 26 Maret 2021.

Kejadian pemboman molotov di Partai milik Aung San Suu Kyi ini terjadi pada pukul 04.00 waktu setempat.

Hal tersebut membuat markas besar yang berada di Yangon itu terbakar, namun hanya kebakaran ringan saja.***

Editor: Iing Nuryasin

Sumber: REUTERS CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x