Fahmi mengatakan sosialisasi yang dilakukan kali ini, bukan berarti pemerintah menganjurkan masyarakat untuk merokok.
Karena tentunya pemerintah akan terus mendorong tidak merokok jauh lebih baik.
"Hanya saja, kalaupun merokok pilih yang cukai asli bukan ilegal. Meskipun di satu sisi mengetahui rokok menganggu kesehatan,"katanya.
Dia mengakui rokok penyumbang terbesar pada pendapatan negara. Oleh karenanya, saat ini berharap cukai rokok memberikan kontribusi besar kepada pendapatan.
Fahmi mengatakan total penindakan di 2022 untuk rokok ilegal cukup senasional. Dan sebanyak 1.321 dengan nilai Rp97 miliar dan potensi kerugian Rp61 miliar.
Fahmi mengatakan sosialisasi penting karena Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dialokasikan untuk kesehatan dan sosialisasi penguatan lainnya.
Namun ketika jual rokok ilegal, kata Fahmi, bukan hanya pendapatan dirugikan. Tapi masalah kesehatan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Dalam kegiatan yang berlangsung kali ini, dilakukan secara bertahap untuk masing-masing kecematan di Kota Sukabumi.