Network
MEDIA PAKUAN - Produsen rokok berhasil menciptakan strategi jitu ditengah gejolak ekonomi Indonesia mengalami perlambatan daya beli akibat pandemi Covid-19, kenaikan harga BBM dan tarif cukai rokok.
Mereka seolah berlomba menciptakan dan memproduksi rokok murah yang bisa terjangkau segmen pasar masyarakat berpenghasilan pas-pasan.
Tidak hanya perusahaan kecil, perusahaan besar pun ramai-ramai meluncurkan produk rokok murah, mereka ikut bersaing agar laku di pasaran.
Pabrikan tiga terbesar seperti PT HM Sampoerna, PT Gudang Garam, dan PT Djarum berlomba-lomba memproduksi rokok murah atau meluncurkan ulang produk mereka dengan kemasan lebih sedikit.
Menurut laporan dari Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) menunjukkan 42% dari perokok persisten saat ini mereka beralih ke rokok yang lebih murah.
Sementara itu, riset Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) menunjukkan masyarakat dengan pendapatan rendah masih melanjutkan merokok saat pandemi meskipun kesulitan secara ekonomi dan cenderung beralih ke rokok yang lebih murah.
Rokok murah untuk kelas Sigaret Kretek Mesin (SKM)di bawah Rp.17rb-18rb ribu per pack, kelas Sigaret Pilter Mesin (SPM) di bawah kisaran Rp.25rb pe rpack, Sigaret Putih Tangan (SPT) dibawah Rp.10rb per pack, dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) dibawah Rp.15rb.
Salah satu produk rokok murah yang diluncurkan HM Sampoerna adalah Marlboro Crafted Authentic. Produk yang diluncurkan pada Maret 2022 dijual di bawah di kisaran Rp8rb-Rp10rb dengan isi 12 batang per pack.
