Partai penguasa Otoritas Palestina, Fatah, juga ikut bersuara. Anggota Komite Sentral Fatah Sabri Saidam mengatakan resolusi tersebut "merupakan langkah ke arah yang benar menuju berakhirnya pembantaian yang sedang berlangsung di Palestina".
3. Hamas
Kelompok Palestina Hamas mengatakan mereka berkomitmen terhadap ketentuan resolusi tersebut dan mengatakan Israel harus bertanggung jawab dalam menaatinya.
Kelompok ini juga menekankan perlunya mencapai gencatan senjata permanen yang mengarah pada penarikan seluruh pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan menegaskan kesiapannya untuk segera terlibat dalam proses pertukaran yang mengarah pada pembebasan tahanan di kedua belah pihak.
4. Israel
Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan resolusi tersebut gagal menuntut gencatan senjata tanpa "mengkondisikan" pembebasan tawanan di Gaza, Ia juga mengatakan bahwa resolusi tersebut merusak upaya untuk menjamin pembebasan para sandera.
"Ini merugikan upaya-upaya ini karena memberikan harapan kepada teroris Hamas untuk mendapatkan gencatan senjata tanpa membebaskan para sandera. Semua anggota dewan... seharusnya memberikan suara menentang resolusi yang tidak tahu malu ini," katanya.
5. Amerika Serikat
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa abstainnya Washington dari pemungutan suara tersebut tidak mewakili perubahan dalam kebijakannya. Tetapi karena teks final tidak menggunakan bahasa seperti kecaman terhadap Hamas, Negeri Paman Sam tidak dapat mendukungnya.