Network
MEDIA PAKUAN - Mantan narapidana dan beberapa kelompok hak asasi manusia mengklaim bahwa keadaan di dalam penjara Israel untuk warga Palestina berubah lebih kejam secara drastis, setelah Operasi Banjir Al-Aqsa.
Hal itu dialami Pemimpin Palestina Marwan Barghouti yang dianggap sebagai tokoh pemersatu masyarakat Palestina selama 24 tahun penjara.
Penganiayaan tersebut dilakukan seorang penjaga Israel. Ia menyerang tahanan Palestina Marwan Bargouti, menyebabkan dia menderita cedera yang mengancam jiwanya
Insiden tersebut Ini beralasan pendudukan Israel akan menghukumnya lebih keras lagi setelah tanggal 7 Oktober.
Baca Juga: Standar Ganda: FIFA Tunda Keputusan Atas Permintaan Palestina Menendang Israel
Menurut The Guardian, Barghouti diisolasi tanpa sarana untuk mengobati luka dan cederanya setelah diseret dengan pergelangan tangan diborgol ke belakang.
Dia sengaja dibuat kurang tidur karena penerangan di selnya, dan dia tidak diberi akses ke buku, surat kabar, atau televisi sejak Oktober lalu. Pengacaranya, Igal Dotan, mengunjungi Barghouti di penjara Megiddo Israel dua bulan lalu dan melaporkan bahwa berat badannya turun drastis dan tidak dapat dikenali lagi.
Dotan melaporkan bahwa Barghouti sangat kuat secara mental, namun secara fisik, kesehatannya memburuk. Kini ia kesulitan melihat dari mata kanannya setelah pemukulan brutal.
Menurut Komisi Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, sejak Oktober, populasi penjara Palestina meningkat hampir empat kali lipat, dengan pasukan Israel melakukan penggerebekan setiap hari di Tepi Barat, dengan lebih dari 8.755 warga Palestina pada 16 Mei.
Baca Juga: Biadab: Warga Sipil Israel Injak-injak Bantuan Kemanusiaan Palestina
