Pasca Gencatan Senjata, Tragis Puluhan Bayi Yatim Piatu Gaza Diambang Kematian: Dibayangi Bombardir Israel

- 3 Desember 2023, 12:45 WIB
Ilustrasi Bayi Gaza yang berhasil lahir selamat meskipun sang ibu tewas dalam serangan Israel
Ilustrasi Bayi Gaza yang berhasil lahir selamat meskipun sang ibu tewas dalam serangan Israel /Karawangpost/Foto/Pexels-Rene Asmussen

 

 

MEDIA PAKUAN-  Pasca gencatan senjata usai diberlakukan, perang antara palestina dan Israel kembali membara.

Tentara Israel kembali menghujani bom dan roket di wilayah pemukiman warga di Gaza. Bombardir roket dan senjata berat menghantam pemukiman.

Tembakan membabi buta mewarnai telah berakhirnya genjatan senjata,  Jum'at 1 Desember 2023 lalu.

Akibat serangan tentara zionis Yahudi itu, sebanyak 28 bayi yatim piatu,  16 bayi pertama dibawa ke Rumah Sakit Umum El Arish yang berjarak 45 km (28 mil) dari Rafah. Sedangkan 12 bayi lainnya dipindahkan ke Kairo.

Baca Juga: Anak Durhaka! Putra Petinggi Hamas Serukan Eksekusi Mati Ayahnya, Sheikh Hassan Yousef: Belot Mata-mata Israel

Namun, masa depan mereka masih belum pasti karena mereka berada di Mesir tanpa keluarga.

Banyak di antara mereka yang tidak mempunyai anggota keluarga langsung yang masih hidup, dan tidak jelas siapa, dan di mana, kerabat mereka yang tersisa, kata dokter.

Serangan tentara Israel kembali menyerang Gaza dengan hujan bom yang menewaskan  184 orang, melukai sedikitnya 589 lainnya. Akibatnya, bom menghantam lebih dari 20 rumah.

Selain itu, beberapa warga sipil kembali di tahan oleh penjajah Israel dan bantuan pun mulai sulit masuk.

Ratusan truk yang membawa bantuan untuk Gaza berbaris dalam antrian panjang di perbatasan Rafah sisi Mesir.

Sopir truk Ahmed Naim Ibrahim menjadi salah satu yang pertama mengantri. Pada hari Kamis, tidak ada truk yang diizinkan masuk, kata Ibrahim, karena kemacetan di sisi lain perbatasan.

Baca Juga: Tempe Busuk Jangan Dibuang, Ini Resep Sambal Tempe Bakar Kemangi

Bahkan truk truk lainnya telah mengantri sejak Minggu lalu, tentara Israel memeriksa truk-truk tersebut, setelah itu mereka kembali ke Rafah.

Baru setelah itu truk-truk tersebut dapat menurunkan bantuan yang disalurkan ke Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.

Namun, ketika ada barang barang yang dilarang maka truk tidak di izinkan masuk  misalnya, pisau dapur kecil, gunting, dan tabung gas tidak diperbolehkan.

Para pejabat Israel mengatakan pemeriksaan mereka diperlukan untuk memastikan tidak ada senjata yang diselundupkan untuk Hamas.

Selama gencatan senjata, jumlah truk yang memasuki perbatasan Rafah meningkat dari kurang dari 100 menjadi sekitar 200 per hari, namun banyak di antaranya masih terjebak dalam pemeriksaan Israel.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru PT Oasis Waters International pada Desember 2023, Buka 1 Formasi Kosong

Pada periode yang sama, 389 warga Palestina yang terluka dan 328 orang lainnya dipindahkan ke mesir. Mereka dirawat di rumah sakit lapangan dekat perbatasan di Sheikh Zuweid dan di rumah sakit di El Arish dan kota-kota lain di Mesir.

Di antara warga Palestina yang diizinkan mengungsi dari Gaza ke mesir adalah 28 bayi prematur yang dirawat di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza sebelum diambil alih oleh pasukan Israel.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah