MEDIA PAKUAN - Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang memiliki kemulian serta ada keistimewaan yang terdapat didalamnya.
Salah satu keistimewaan di bulan Dzulhijjah ialah puasa sunnah yaitu Tarwiyah dan Arafah.
Melaksanakan puasa sunnah Tarwiyah pahalanya akan mendapatkan ampunan dari Allah setahun yang sudah terlewati atau dosa yang lalu.
Baca Juga: Ini Hukum Berkurban Beserta Keutamaan Menyembelih Hewan Kurban
Sedangkan untuk puasa sunnah arafah akan mendapatkan ampunan dari Allah setahun yang lalu dan setahun yang akan datang bagi yang mau melaksanakan puasa sunnah Arafah.
Pemerintah menentukan awal bulan Dzulhijah tanggal 1 Dzulhijah 1443 hijriah jatuh pada Jum'at 1 Juli dan untuk hari raya Idul Adha pada tanggal 10 juli.
Dengan penetapan Hari Raya Idul Adha oleh pemerintah yang berbeda waktu dengan di Arab Saudi dan Muhammadiyah. Tentunya ada sebagian masyarakat yang masih bingung untuk melaksanakan puasa sunnah.
Sedangkan jika melakukan puasa sunnah pada hari raya Idul Adha adalah hukumnya haram.
Adanya problema di masyarakat yang bingung harus ikut mana untuk melaksanakan puasa sunnah.
Pada artikel kali ini saya akan menjelaskan hasil kutipan dari Ust. Adi Hidayat, berikut penjelesannya.
Ketika Arab Saudi menetetapkan 9 Djulhijjah pada tanggal 9 Juli, waktu berbeda dengan di Indonesia. Arab saudi lebih cepat masuk ke hari Raya Idul Adha tanggal 10 Dzjulhijjah.
Baca Juga: Fakta Unik Arab Saudi: Walaupun Petani Hidup di Kampung Terpencil Tetapi Bisa Bahasa Indonesia?
Maka kita ikut waktu di Indonesia yaitu ikut pemerintah, karena perbedaan waktu yang jauh.
Dengan begitu bagi anda yang akan melaksanakan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah bisa memulai besok pagi hari Jumat. Semoga bermanfaat.***