MEDIA PAKUAN - Bulan Dzulhijjah ini merupakan salah satu bulan yang memiliki kemulian serta ada keistimewaan yang terdapat didalamnya.
Salah satu keistimewaan di bulan Dzulhijjah ialah akan mendapatkan ampunan dari Allah setahun yang lalu dan yang akan datang bagi yang mau melaksanakan Shaum Arafah.
Baca Juga: Inilah 2 Lokasi Layanan SIM Keliling yang Tersedia di Jakarta Hari ini 3 Juli 2022, Cek Ketahui Persyaratannya
Shaum Arafah ini merupakan ibadah sunah yang memiliki keutamaan luar biasa dan dilaksanakan setiap tanggal 9 Dzulhijjah.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Bagi yang ingin melaksanakan shaum berikut ini lafal niat puasa Arafah nya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Minta Manchester United untuk Mengizinkan Dirinya Pergi pada Musim ini
Baca Juga: Penyidik Menemukan Pasokan Senjata Barat yang Diperjualbelikan dengan Harga Rendah di Darkweb
Itulah salah satu keutamaan di bulan Dzulhijjah dan juga masih banyak terdapat keutamaan khususnya di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘Anhuma, dari Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).***