Dalih Untungkan Hamas, Genjatan Senjata Israel dan Palestina Gaza Terancam Batal: Penolakan Garis Keras

23 November 2023, 13:55 WIB
Ilustrasi Qatar bersama Mesir berhasil mencapai kesepakatan Gencatan Senjata antara Palestina dan Israel, mulai 22 sampai 24 November 2023. /Anadolu/

 

MEDIA PAKUAN - Keputusan genjatan senjata ternyata tidal disetujui seluruh kabinet Benyamin Netanyahu. Bahkan keputusan tersenut menuai pro dan kontra.

Meskipun anggota kabinet mayoritas menyetujui, tapi segelintir anggota kabinet yang kini berkuasa menolak.  Terutama dari anggota garis keras.

Bahkan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengusulkan Undang-undang yang berisikan  agar tahanan warga Palestina diberlakulan hukuman mati. Sehingga dia menunjukkan penolakannya terhadap jeda kemanusiaan di Jalur Gaza.

Mereka berdalih upaya genjatan senjata hanya akan menguntungkan Hamas dan merugikan negaranya sendiri.

Baca Juga: Ini Resep Membuat Donat Kentang Empuk dan Mengembang, Cocok Cemilan Bersama Keluargadi Rumah: Coba Yuk!

"Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas, menyerah kepada terorisme... hal ini tidak akan terjadi," katanya.

Bahkan dia seraya bersumpah bahwa Israel akan "berjuang sampai pertempuran ini dimenangkannya".

Sekutu Israel, Amerika Serikat, juga keberatan dengan gencatan senjata.

"Kami tidak percaya gencatan senjata adalah jawaban yang tepat saat ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, seraya menambahkan bahwa "jeda" untuk memasukkan bantuan ke Gaza harus dipertimbangkan.

“Hamas menginginkan jeda ini lebih dari apa pun,” ujar dia.

Baca Juga: Sempat Membantah! Firli Bahuri Akhirnya Ditetapkan dalam Kasus Pemerasan Terhadap Syahrul Yasin Limpo

Dikatakan bagaimana Netanyahu berujar "penghapusan Hamas" menjadi tujuannya.

"Memastikan bahwa sehari setelah Hamas, Gaza tidak akan berada di bawah kendali pihak mana pun yang terlibat dalam terorisme atau mengajarkan terorisme," katanya.

Sampai saat ini perang masih berlangsung di Gaza.

Di sisi lain, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan dapat memahami dan memaklumi penolakan yang ditunjukkan oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir melalui pernyataan tertulis.

Menurut keputusan untuk melakukan gencatan senjata merupakan keputusan berat namun harus tetap dilakukan.

Kendati demikian, Isaac menambahkan, ada kewajiban moral yang harus dipenuhi warga Yahudi dan Israel dalam menjamin kebebasan dan keselamatan para sandera di waktu bersamaan.

“Ini adalah kewajiban moral dan etika yang secara tepat mengungkapkan nilai-nilai Yahudi dan Israel dalam menjamin kebebasan mereka yang disandera, dengan harapan bahwa ini akan menjadi langkah pertama dalam memulangkan semua sandera,” kata Herzog.

Baca Juga: Anis Baswedan Akan Wujudkan Biaya Sekolah Swasta Murah, :Selama Ini Kita Nih Pelit Sama Swasta Sendiri

Seperti diketahui, pasukan darat Israel bertempur di Jalur Gaza dan serangan udara menghantam wilayah Palestina yang dikuasai Hamas sebagai tanggapan atas serangan tanggal 7 Oktober - serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

Mengutip Times of Israel, gencatan senjata tidak akan dimulai Kamis ini. Malah, ada kemungkinan jeda perang itu akan ditunda hingga rincian perjanjian yang disepakati diselesaikan.

"Sumber pemerintah (Israel) mengatakan tidak jelas apakah pimpinan Mossad yang saat ini berada di Qatar, telah menerima nama-nama tawanan yang akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata," tulisnya.

"Sumber tersebut menambahkan dokumen gencatan senjata masih perlu ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang diperkirakan akan terjadi dalam 24 jam ke depan," tambahnya.

Sebelumnya, gencatan senjata diperkirakan akan terjadi Kamis pagi ini pukul 10.00 waktu setempat.

Baca Juga: Gagal Raih Kemenangan di 4 Laga, Bali United Siap Siap Curi Kemenangan di Kandang Madura United

Namun memang, Penasihat Keamanan Nasional Israel Hanegbi sempat mengatakan pembebasan tawanan tidak akan terjadi "sebelum hari Jumat".

perang masih akan terjadi. "pertempuran di Jalur Gaza tidak akan terhenti selama belum ada batas waktu yang pasti untuk perjanjian dengan Hamas".

"Perang terus berlanjut. Kami akan melanjutkannya sampai kami mencapai semua tujuan kami," katanya lagi.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: PRMN

Tags

Terkini

Terpopuler