Jelang Kedatangan Jet Tempur Rafale Perancis, TNI AU Genjot Pelatihan: Siapkan Penerbang Handal

Para penerbang akan menjalani pelatihan di Perancis dan Indonesia, sebelum ditempatkan di skuadron yang sudah ada.

 

Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan "Kami menyiapkan beberapa penerbang, tapi kami belum tentukan jumlahnya; tapi secara kriteria sudah kami siapkan dan yang memenuhi syarat untuk bisa berangkat," katanya di Markas Besar TNI AU Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.

 

 

 

 

"Karena menempatkan satuan udara cukup kompleks. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, kecuali ke depan kita mendapat perintah menggelar dimana kita akan siap," katanya.

Kementerian Pertahanan telah menandatangani kontrak pembelian enam pesawat tempur generasi 4,5 Rafale buatan Prancis.

 

Baca Juga: 7 Tahun Bekerja Pasang Keramik di Masjid Nabawi TKI Lombok Mengaku Betah: Penghasilan Segini

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, mengatakan Indonesia akan membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista) cukup signifikan untuk multirole combat aircraft dengan mengakuisisi 42 unit Rafale.

 

"Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Prabowo.

Sisa kontrak 36 pesawat lagi, dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator yang dibutuhkan, berikut kesepakatan pemeliharaan dan perbaikan pesawat tempur antara Dassault Aviation dengan PT Dirgantara Indonesia, 

 

Baca Juga: Bikin Haru! Nenek Sakiem Asal Riau, Berjuang Demi Menunaikan Ibadah Umroh Jadi Tukang Urut

Sejak 2004 hingga 2018 Perancis mengoperasikan sedikitnya 132 unit Rafale untuk AU dan 48 unit untuk Angkatan Laut Perancis.

Rafale juga dimiliki oleh Mesir memiliki 24 unit, Qatar sebanyak 36 unit, dan India sejumlah 36 unit.

 

Dengan rentang sayap 10,9 meter, panjang 15,3 meter, dan tinggi 5,3 meter, Rafale menggunakan mesin ganda turbofan berkode M88, yang diklaim mampu menembus kecepatan maksimal 1.389 km per jam dengan ketinggian operasi 50.000 kaki.***