MEDIA PAKUAN - Untuk pertama kalinya Presiden AS Joe Biden mengakui persenjataan AS telah digunakan untuk membunuh warga sipil di Gaza.
Pernyataan tersebut muncul setelah tank dan pasukan Israel memasuki distrik timur Rafah pada Senin malam, merebut perbatasan utama antara Gaza dan Mesir.
Masuknya zionis ke distrik timur Rafah ini juga di sertai dengan serangan udara terhadap kota tersebut. Pengakuan Biden di publikasikan saat wawancara eksklusif dengan Erin Burnett dari CNN yang disiarkan langsung dari Winconsin, 9 Mei 2024.
Biden in exclusive interview with OutFront: “Civilians have been killed in Gaza as a consequence of those bombs" when asked about 2,000-pound American bombs that have been sent to Israel. pic.twitter.com/BTHO43LWDd— Erin Burnett OutFront (@OutFrontCNN) May 9, 2024
Biden memperingatkan akan menghentikan pengiriman senjata dan bom AS ke Israel jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan invasi besar-besaran ke kota Rafah.
Biden in exclusive interview with OutFront: "I'm not supplying the weapons" if Israel goes into Rafah population centers. pic.twitter.com/RGSR13YnnF— Erin Burnett OutFront (@OutFrontCNN) May 9, 2024
Meskipun AS akan terus memberikan senjata pertahanan kepada Israel, termasuk sistem pertahanan udara Iron Dome, namun pengiriman lainnya akan berakhir jika invasi darat besar-besaran ke Rafah dimulai.
“Warga sipil telah terbunuh di Gaza sebagai akibat dari bom-bom tersebut dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman,” kata Biden.
Dukungannya yang kuat terhadap Israel telah menimbulkan protes dan dukungan terhadapPalestina, di banyak universitas di AS dan tekanan luar biasa termasuk dari anggota partainya Republik.