Korban Genosida Bertambah, Uni Eropa Desak Israel Terapkan Solusi Dua Negara: Netanyahu Menolak!

- 23 Januari 2024, 10:32 WIB
Kemenkes Palestina mengumumkan peningkatan tragis jumlah korban akibat genosida Israel yang telah berlangsung sejak 7 Oktober lalu.
Kemenkes Palestina mengumumkan peningkatan tragis jumlah korban akibat genosida Israel yang telah berlangsung sejak 7 Oktober lalu. /Foto/Quds Press
 
MEDIA PAKUAN - Korban jiwa warga Gaza yang tewas akibat serangan balasan tentara Israel terus bertambah.
 
Penambahan korban warga sipil  dengan dalih penjajah mengejar para pejuang Hamas, kini telah mencapai angka 25.100. 
 
Termasuk dengan 178 orang tewas dan 293 terluka hanya dalam 24 jam terakhir.
 
Hanya dalam empat bulan terakhir, korban didominasi anak-anak itu, diperkirakan akan terus bertambah. 
 
Perang kali ini  merupakan perang paling kejam disepanjang sejarah. Aksi genosida yang dilakukan militer Israel yang membuat kehancuran di Jalur Gaza.
 
 
Bahkan telah membawa Timur Tengah ke dalam kekacauan baru dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.

Meski pertumpahan darah tampaknya membuat solusi jangka panjang semakin samar.
 
Apalagi para pejabat Uni Eropa bersikeras menyatakan sekarang waktu yang tepat untuk akhirnya membicarakan soal penyelesaian konflik Israel dan Palestina.

Untuk menyelesaikan konflik Palestina, seruan solusi dua negara kembali menguat.
 
Seruan itu dikumandangkan oleh Indonesia, Jordania, Arab Saudi, dan Uni Eropa. Arab Saudi bahkan menegaskan tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel.
 
 
Atau berkontribusi pada rekonstruksi Gaza tanpa ada upaya mewujudkan negara Palestina.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mendesak Israel Penjajah untuk segera merumuskan solusi dua negara, dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Solusi dua negara (bahasa Inggris: two-state solution) merupakan salah satu opsi solusi konflik Israel–Palestina menyerukan untuk dibuatnya "dua negara untuk dua warga."
 
Dengan solusi dua negara, Negara Palestina berdampingan dengan Israel, di sebelah barat Sungai Yordan.
 
 
Josep Borrell, bersikeras menyerukan solusi dua negara untuk konflik Israel dan Palestina setelah perang di Jalur Gaza berakhir.
 
Borrell bahkan mengingatkan pemerintah Israel bahwa perdamaian tidak bisa dibangun "hanya dengan cara militer".

"Perdamaian dan stabilitas tidak bisa dibangun hanya dengan cara-cara militer," tegasnya.
 
Baca Juga: Jenderal TNI Maruli Simanjuntak Buka Suara, Komentari Pernyataan Cawapres No 3 Mahfud MD: Aparat Mana?

"Apa solusi-solusi lainnya yang ada dalam pikiran mereka? Untuk membuat semua warga Palestina pergi? Untuk membunuh mereka?" tanya Borrell.

Borrell menegaskan satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian abadi di kawasan itu adalah dengan menerapkan solusi dua negara yang dipaksakan dari luar.

UE telah berjuang untuk mencapai sikap bersatu dalam konflik di Gaza karena pendukung setia Israel seperti Jerman telah menolak tuntutan gencatan senjata segera yang dibuat oleh negara-negara seperti Spanyol dan Irlandia


Namun, Pemerintah Israel yang menolak tekanan dunia untuk menerapkan solusi dua negara usai perang di Gaza berakhir. Kecaman ini disampaikan dalam pertemuan dengan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels.
 
Baca Juga: Info Harga dan Cara Pembelian Tiket Timnas Indonesia VS Thailand pada International Friendly Match :Rp 50.000

Selain itu, AS juga memegang komitmen solusi dua negara untuk mengakhiri perang Israel-Palestina. Dalam pernyataan Sabtu lalu Netanyahu kembali mengulang penolakannya pada pendirian negara Palestina.

Netanyahu mengatakan ia dengan tegas menentang “tekanan internasional dan internal” untuk mengubah posisi ini dan akan terus melakukannya.
 
“Desakan saya adalah hal yang selama bertahun-tahun menghalangi pembentukan negara Palestina yang akan menimbulkan bahaya nyata bagi Israel,” katanya. ***


 



 
 
 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x