Krisis di Eropa Miliki Kesamaan Skenario dengan Penyebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi Kuno

- 13 September 2022, 08:24 WIB
Ilustrasi Romawi Kuno
Ilustrasi Romawi Kuno /Pixabay/Diana Butacu/

MEDIA PAKUAN  - Krisis di Eropa saat ini memiliki kesamaan keadaan dengan krisis yang terjadi pada abad 2 Masehi.

Skenario krisis ekonomi berawal dari penyebaran wabah Antonine hingga menyebabkan keruntuhan Romawi kuno.

Hal tersebut disampaikan oleh Jurnalis Jerman Daniel Eckert, di Die Welt.

Menurutnya sejarah jatuhnya Romawi, memiliki banyak kesamaan dengan krisis yang berkembang di Uni Eropa saat ini setelah pandemi virus corona.

Baca Juga: Kekhawatiran Masa Depan Inggris Ditangan Politisi Tidak Berpengalaman Liz Truss

Salah satu faktor utamanya adalah devaluasi akibat penyebaran pandemi atau wabah Antonine, yang menyebabkan inflasi hebat saat itu.

Dikenal dengan Eckert inflasi, mata uang Romawi dinar, sebelum penyebaran wabah, selama berabad-abad berada dalam keadaan stabil.

Namun setelah penyebaran wabah, tatanan moneter dan perekonomian Romawi hancur.

Ia juga menambahkan bahwa upaya penanggulangan oleh negara untuk menguasai pasar, hanya mengakibatkan krisis yang semakin parah.

Baca Juga: Rusia Mulai Serang Titik Vital, Hancurkan Pembangkit Listrik Termal Terbesar Ukraina Kharkiv CHPP-5

Saat ini di Jerman yang merupakan salah satu negara yang menjadi kekuatan ekonomi Eropa, sangat bergantung pada ekspor dan rute perdagangan yang aman, telah berhasil oleh dua krisis yang saling bersilangan.

Peredaran barang yang bebas dan pasokan pendapatan, tidak dapat membantu sanksi atau penutupan perbatasan selama pandemi virus corona. 

“Seperti 2.000 tahun yang lalu, kemakmuran sebagian besar disebabkan oleh pergerakan barang-barang dan jasa-jasa yang bebas, sementara gangguan pasokan dan penghambatan kemakmuran,” katanya.

Salah satu alasan utama yang mempengaruhi krisis saat ini adalah keputusan yang diambil pada tahun 2011 oleh Kanselir Jerman Angela Merkel yang memutuskan untuk melepaskan energi nuklir.

Situasi memburuk saat ini dimana Negara Barat dihadapkan pada kenaikan harga energi dan inflasi terhadap Moskow dan kebijakan untuk meninggalkan bahan bakar Rusia.

Harga bahan bakar, terutama gas menjadikan sebagian besar industri di Eropa telah kehilangan keunggulan kompetitifnya, yang mempengaruhi sektor ekonomi lainnya.***

 

Editor: M Hilman Hudori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah