MEDIA PAKUAN - Sejumlah perusahaan besar Rusia di Latvia tidak bisa melakukan pembayaran karena telah dikenai sanksi.
Akibatnya SIA Ventamonjaks tidak bisa melakukan pengamanan zat berbahaya seperti amonia cair.
Dewan Kota Ventspils, di Latvia, Janis Vitolinsh melaporkan karena sanksi yang dikenakan terhadap Rusia, SIA Ventamonjaks dalam pengoperasian perusahaannya menyimpan 40.000 ton zat berbahaya - amonia cair.
Ventamonjaks tidak dapat melakukan pembayaran, karena sebagian besar saham perusahaan tersebut tercatat dimiliki oleh miliarder Rusia Dmitry Mazepin.
Menurut dokumen itu, Layanan Terminal VK yang tidak mungkin lagi untuk membayar tagihan listrik dan gas propana setelah 22 April 2022.
Dan dipastikan tidak ada cara lain untuk penyimpanan bahan kimia berbahaya tersebut, karena kehabisan anggaran.
Gas propana dibutuhkan untuk menjaga bahan kimia itu tidak padam dan keamanannya dipastikan setelah 100% pembayaran.
Pemerintah setempat mengkhawatirkan peristiwa pada tahun 2006 terulang yang disebabkan oleh matinya listrik karena badai dan mengancam kesehatan manusia.
Baca Juga: Wanita Indonesia Ini Dibayar Rp5 Juta per Hari di Arab Saudi, Ternyata Inilah Pekerjaannya
Baca Juga: Fenomena Langka di Arab Saudi saat Masa Pandemi, Ini yang Terjadi Usai Shalat Isya di Masjidil Haram
Menurut LETA, penduduk kota berada di bawah ancaman serius, dan dipastikan pertanggungan jawab ada ditangan Perdana Menteri, Komisi Keuangan dan Pasar Modal, dan lembaga lain yang bertanggung jawab dalam hal ini. ***