Terus Dibanjir Pengungsi Ukraina, Eropa Lakukan Pembatasan: Prancis Berlakukan Pengusiran

- 6 April 2022, 04:38 WIB
PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan Pengungsi Ukraina
PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan Pengungsi Ukraina /REUTERS
 
 
MEDIA PAKUAN - Menteri Perlindungan Sosial Estonia,  Signe Riisalo, mengungkap ketidaksanggupannya menampung lebih dari 50 ribu pengungsi dari Ukraina.
 
Estonia telah menampung lebih dari 24 ribu orang Ukraina, menurutnya jika pengungsi bertambah maka harus dibangun kamp pengungsian.
 
Menurut Departemen Kepolisian dan Penjaga Perbatasan Estonia, lebih dari 24.000 warga Ukraina telah tiba di negara itu sejak 27 Februari.
 
 
 
 
Riisalo menyebut setiap pengungsi akan diberikan €25 per orang per hari, atau €10.000 per tahun. 
 
Para ahli menyebut Estonia tidak siap mengorbankan kenyamanan mereka bahkan demi persahabatan dengan Ukraina.
 
Hal sama juga terjadi di Republik Ceko, Polandia, dan Jerman. Polandia dan Jerman telah mengajukan banding ke Komisi Eropa dengan tuntutan jumlah penerimaan pengungsi dan meminta bantuan keuangan.
 
 
Para ahli menyatakan bahwa UE tidak memiliki kesiapan dalam penanganan gelombang pengungsi, ini bisa dihindari jika negara Eropa dalam NATO mendorong blok tersebut untuk kepentingan Rusia.
 
Perdana Menteri Ceko Petr Fiala mengatakan bahwa negara itu menerima lebih dari 300 ribu pengungsi, yang totalnya mencapai 3% dari populasi Ceko. 
 

Menteri Dalam Negeri Jerman dan Polandia, juga mengajukan banding ke Komisi Eropa pada 25 Maret dengan tuntutan meninjau distribusi pengungsi berdasarkan negara dan memberikan bantuan keuangan tambahan. 
 
Wakil Presiden Komisi Eropa Margaritis Schinas menyatakan, para menteri mengusulkan pembayaran sekaligus sebesar €1.000 dari dana UE untuk perorang. Namun UE menolaknya.
 

Komisi Eropa sebaliknya mengusulkan prinsip penerimaan sukarela pengungsi Ukraina. berdasarkan faktor jumlah pengungsi yang diterima, jumlah permintaan suaka yang diterima pada tahun lalu dan populasi negara tuan rumah.

Menurut surat kabar Polandia, dilaporkan di kota-kota besar Polandia dalam dua minggu sekitar 100.000 pengungsi tiba di Krakow, dan 200.000 di Warsawa.
 
 
Juru bicara walikota Krakow, mengatakan kota telah menghabiskan 14 juta z dari cadangan krisis untuk membantu pengungsi, dari anggaran tahunan mereka sebesar 19 juta z.

Di Prancis, Presiden Emmanuel Macron pada 17 Maret, ia berencana untuk mengubah aturan untuk mengeluarkan izin tinggal dan memperketat kebijakan migrasi terhadap pelanggar ketertiban umum. Secara khusus ia menyebut bahwa mereka akan diusir dari negara itu.

Menurut Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), pada 28 Maret, lebih dari 3,9 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia. 
 
 
UNHCR mencatat bahwa negara-negara Uni Eropa utama di mana mereka tiba adalah Polandia lebih dari 2,3 juta,  Rumania lebih dari 602 ribu dan Hongaria hampir 360 ribu.
 
Para ahli mencatat Eropa saat ini dihadapkan pada konsekuensi setelah mengikuti arahan AS.

Presiden Pusat Komunikasi Strategis Dmitry Abzalov, “ Arus jutaan pengungsi menjadi beban yang sangat serius bagi infrastruktur dan anggaran sosial,” 
 
"Ini kesalahan Eropa sendiri, yang sebagian besar  mendukung arah oleh Amerika Serikat menuju konfrontasi dengan Rusia'" katanya.***

Editor: Ahmad R

Sumber: russian.rt.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah