Evakuasi Ratusan Warga, Rusia dan Ukraina Capai Kesepakatan: Izinkan 45 Bus Angkut Pengungsi

- 4 April 2022, 19:13 WIB
Saling Tuduh Rusia dan Ukraina Terkait Ratusan Korban Perang Sipil yang Bergelimpangan di Kota Bucha/
Saling Tuduh Rusia dan Ukraina Terkait Ratusan Korban Perang Sipil yang Bergelimpangan di Kota Bucha/ /Reuters



MEDIA PAKUAN - Seorang penasihat Zelenskyy, Oleksiy Arestovych, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan pengacara dan aktivis Rusia Mark Feygin bahwa Rusia dan Ukraina telah mencapai kesepakatan.

Mereka mencapai kesepakatan untuk mengizinkan 45 bus berkendara ke Mariupol untuk mengevakuasi penduduk “dalam beberapa hari mendatang.”
 

Baca Juga: Belum Popular, Fuji Bagikan Salah Satu Momen Haru saat Bibi Andriansyah dan Vanessa Angel Masih Hidup

Baca Juga: Haru! Fadly Faisal Menangis di Pelukan Fuji saat Diberi Kejutan Ulang Tahun, Ingat Vanessa Angel dan Bibi?

Baca Juga: Miris! Foto Bareng Keluarga, Frans Faisal jadi Satu-satunya Orang yang Tak Gaet Pasangan


Dewan kota Mariupol mengatakan Sabtu sebelumnya bahwa 10 bus kosong menuju ke Berdyansk, sebuah kota 84 kilometer (52,2 mil) barat Mariupol, untuk menjemput orang-orang yang berhasil sampai di sana sendiri.

Sekitar 2.000 berhasil keluar dari Mariupol pada hari Jumat, beberapa dengan bus dan beberapa dengan kendaraan mereka sendiri, kata pejabat kota.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia 2022, Pelatih Timnas Belanda Louis Van Gaal Berjuang Melawan Kanker

Sementara itu, wakil perdana menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan 765 warga Mariupol pada Sabtu menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai Zaporizhzhia.

Itu merupakan sebuah kota yang masih di bawah kendali Ukraina yang telah menjadi tujuan evakuasi terencana lainnya.

Baca Juga: Inilah Jadwal Lengkap Pertandingan Piala Dunia Qatar 2022, Tuan Rumah Main pada Hari Pertama

Di antara mereka yang melarikan diri dari kota adalah Tamila Mazurenko, yang mengatakan dia melarikan diri dari Mariupol pada hari Senin, berhasil mencapai Berdyansk malam itu kemudian naik bus ke Zaporizhzhia.

Mazurenko mengatakan dia menunggu bus sampai Jumat, menghabiskan satu malam tidur di lapangan.

Baca Juga: Awal Bulan Ramadhan 2022, Orang Arab Saudi Terciduk TKW Indonesia Lakukan Hal Ini di Perkebunan

"Saya hanya punya satu pertanyaan: Mengapa?" katanya tentang cobaan kotanya.

“Kami hanya hidup sebagai orang normal. Dan kehidupan normal kami hancur. Dan kami kehilangan segalanya. Saya tidak punya pekerjaan, saya tidak dapat menemukan anak saya,”tambahnya.

Mariupol, yang telah dikepung oleh pasukan Rusia selama lebih dari sebulan, telah mengalami beberapa serangan terburuk perang, termasuk di rumah sakit bersalin dan teater yang melindungi warga sipil.

Baca Juga: Timnas Futsal Indonesia Berhasil Bantai Malaysia pada Babak Kedua: Babak Pertama Imbang


Sekitar 100.000 orang diyakini masih tinggal di kota, turun dari populasi sebelum perang sebesar 430.000, dan mereka menghadapi kekurangan air, makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Perebutan kota itu akan memberi Moskow jembatan darat yang tak terputus dari Rusia ke Krimea, yang direbutnya dari Ukraina pada 2014.

Namun perlawanannya juga telah mengambil makna simbolis selama invasi Rusia, kata Volodymyr Fesenko, kepala think-tank Ukraina Penta.

"Mariupol telah menjadi simbol perlawanan Ukraina, dan tanpa penaklukannya, Putin tidak bisa duduk di meja perundingan," kata Fesenko.

Baca Juga: Sesalkan Tak Mampu Rebut Grammy, Jimin BTS Mohon Maaf: Picu ARMY Terharu

Sekitar 500 pengungsi dari Ukraina timur, termasuk 99 anak-anak dan 12 penyandang disabilitas, tiba di kota Kazan di Rusia dengan kereta semalaman.

Editor: Ahmad R

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x