Bachelet mendesak kerajaan untuk berhenti mengunakan hukuman mati.
"Saya mengutuk eksekusi massal Arab Saudi pada Sabtu terhadap 81 orang atas tuduhan terkait terorisme," kata Bachelet dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Middle East Eye, Selasa, 15 Maret 2022.
"Kejahatan perang mungkin telah dilakukan jika orang dipenggal, menyusul kasus pengadilan yang tidak menawarkan jaminan pengadilan yang adil." tuturnya.
Baca Juga: Jimin BTS untuk Pertama Kalinya Isi OST Drama Lewat Proyek Shin Min Ah dan Kim Woo Bin
Dalam laporan itu disebutkan, mereka yang dieksekusi mati di antaranya adalah narapidana yang terkait dengan kelompok ISIS, Alqaidah, pasukan pemberontak Houthi Yaman atau organisasi teroris lainnya.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia itu juga menyampaikan, di antara mereka yang dipenggal, 41 adalah minoritas Syiah dan telah mengambil bagian dalam protes anti-pemerintah pada 2011-2012. Tujuh lainnya adalah warga Yaman dan satu warga negara Suriah.
Jumlah tersebut melebihi jumlah total yang dieksekusi mati sepanjang 2021 dan memicu kritik dari para aktivis hak asasi. "Semua telah dinyatakan bersalah melakukan beberapa kejahatan keji," demikian laporan kantor berita resmi Saudi Press Agency.***