Reformasi! Kekhawatiran Maraknya Korupsi, Rakyat Moldova Memilih Parlemen Baru

- 11 Juli 2021, 17:25 WIB
ILUSTRASI kursi pejabat yang masih kosong.*/ANTARA
ILUSTRASI kursi pejabat yang masih kosong.*/ANTARA /



MEDIA PAKUAN-Presiden Moldova yang Pro-Barat, Maya Sandu yakin memperoleh dukungan mayoritas dari parlemen cepat pada Minggu, 11 Juli 2021. 

Dia bertekad memerangi korupsi dan melakukan reformasi yang katanya diblokir oleh sekutu pendahulunya yang pro-Rusia, Igor Dodon.


Barat dan Rusia berlomba mendapatkan pengaruh republik kecil bekas Soviet yang jumlah penduduknya 3,5 juta orang.

Soviet merupakan republik kecil yang miskin yang terletak di Eropa. Kini negara tersebut mengalami tekanan ekonomi akibat pandemi Covid 19.
Baca Juga: Pandemi Berkepanjangan, Jepang Perkuat Ekonomi
Sandu yang merupakan mantan ekonom Bank Dunia, yang berhubungan dekat dengan Uni Eropa, berhasil mengalahkan Dodon pada tahun lalu, namun dia dipaksa untuk membagi kuasanya dengan parleme  yang dipilih pada 2019 dan pemerintah yang dijalankan oleh anggota parlemen yang bersekutu dengan Dodon.

Setelah dua kali upaya gagal untuk membentuk pemerintahan baru pada bulan April, Sandu membubarkan parlemen di mana partai PAS-nya memiliki 15 anggota parlemen dari 101 anggota parlemen.

Sementara itu, Dodon memiliki 37 anggota  parlemen di parlemen itu dan bersama dengan sekutunya ia mengendalikan mayoritas dari 54 deputi.

“Minggu ini kita harus menyelesaikan apa yang kita mulai dan mengambil langkah kedua. Ini adalah kesempatan bagi kita masing-masing untuk memilih kepemimpinan yang jujur dan bertanggung jawab,” kata Sandu dalam sebuah pernyataan mendekati pemungutan suara.

"Saatnya membersihkan negara dari klan, pejabat korup, dan manipulator," kata Sandu, yang ingin mengubah sistem peradilan, meningkatkan gaji, pensiun, dan mengubah konstitusi agar lebih mudah penghukuman korupsi.
Baca Juga: Menghadapi Pasukan Asing, China dan Korea Utarara Pererat Hubungan 'Tahap Baru'
Dalam beberapa tahun terakhir, Moldova tertekan antara Ukraina dan anggota Uni Eropa Rumania. Moldova telah dirundung oleh ketidakstabilan dan skandal korupsi, termasuk hilangnya 1 miliar dolar pada sistem perbankan.

Sementara itu, Dodon telah membentuk blok pemilihan bersama komunis yang menuduh Sandu mengejar kebijakan pro-Barat yang akan menimbulkan runtuhnya negara.***


Editor: Hanif Nasution

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x