Malaysia Umumkan Keadaan Darurat Derah Pemilihan Parlemen, Pemilu Sela Batu Sapi Sabah Ditunda

- 18 November 2020, 20:46 WIB
Panglima Angkatan Tentera Malaysia (ATM) Jenderal Tan Sri Affendi Buang
Panglima Angkatan Tentera Malaysia (ATM) Jenderal Tan Sri Affendi Buang /mymilitarytimes.com

MEDIA PAKUAN- Dalam upaya mencegah potensi gelombang keempat kasus COVID-19 di Malaysia, Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah mengumumkan keadaan darurat di Batu Sapi.
 
 
pengawas keuangan istana Ahmad Fadil Shamsuddin Rabu, 18 November 2020 mengatakan raja menyetujui deklarasi darurat setelah pertemuan satu jam dengan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
 
Muhyiddin bulan lalu mengajukan proposal untuk mengumumkan keadaan darurat di Malaysia kepada raja, sehubungan dengan meningkatnya kasus COVID-19 dan ketidakstabilan politik. 
 
Setelah berkonsultasi dengan penguasa Melayu lainnya, Raja mengatakan tidak perlu mengumumkan keadaan darurat di Malaysia saat itu.
 
 
Pasal 150 Konstitusi Federal Malaysia menetapkan bahwa raja Malaysia dapat mengeluarkan proklamasi darurat atas saran perdana menteri, jika dia yakin bahwa ada keadaan darurat yang serius di mana keamanan, kehidupan ekonomi atau ketertiban umum terancam.
 
Menyusul pengumuman istana pada hari Rabu, Muhyiddin mengadakan pidato langsung untuk menjelaskan keputusan proklamasi darurat di Batu Sapi.
 
Dia mengatakan keputusan itu diambil setelah rapat Kabinet pada 13 November untuk kepentingan kesehatan masyarakat.
 
 
"Dalam pengambilan keputusan, Kabinet telah memperhitungkan penyebaran pandemi di Sabah akibat pemilihan negara bagian yang berlangsung pada bulan September," ujar Muhyiddin.
 
Selain itu, petugas pemilu juga menyatakan kekhawatiran mereka terinfeksi, tutur Muhyiddin. 
 
Hingga 6 November, komisi hanya menunjuk 143 personel jaga, 17,1 persen dari 837 orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemilihan sela.
 
 
Mr Muhyiddin juga menunjukkan bahwa acara tersebut akan melibatkan gerakan pemilih dan petugas di seluruh distrik, yang bertentangan dengan perintah kontrol gerakan Bersyarat (CMCO) saat ini.
 
Faktor lain termasuk sejumlah besar warga senior berusia 60 ke atas, yang merupakan 22,3 persen dari 32.962 pemilih terdaftar di daerah pemilihan parlemen.
 
Faktor lain yang dipertimbangkan Kabinet adalah potensi dampak sosial dan ekonomi terhadap penduduk Batu Sapi dan kabupaten Sandakan yang lebih besar, jika pandemi menyebar secara eksponensial setelah pemilihan sela.
 
 
“Kami tidak ingin ada lompatan kasus-kasus baru di Batu Sapi dan di Sabah jika pandemi ini merebak setelah sela diadakan. Ini akan mengancam upaya garis depan kami yang sebagian besar lelah telah lama memerangi pandemi ini," ujar Muhyiddin.
 
Muhyiddin mengatakan bahwa tidak akan ada jam malam atau darurat militer di Batu Sapi.
 
“Kehidupan warga Batu Sapi tidak akan terpengaruh dengan deklarasi darurat ini, tidak ada jam malam atau darurat militer di Batu Sapi," ujarnya.
 
 
Administrasi pemerintah, kegiatan ekonomi dan sosial dapat dilaksanakan dengan tunduk pada aturan dan praktik normal baru dan SOP di bawah CMCO yang berlaku di Sabah.
 
Mr Muhyiddin mengatakan bahwa pemilihan sela akan berlangsung setelah pandemi selesai.
 
“Saat pemilu sela diadakan di masa mendatang, pemilih dapat menggunakan hak demokrasinya dalam situasi yang lebih aman dan damai,” ujarnya.
 
 
Kementerian kesehatan pada hari Rabu melaporkan 660 infeksi COVID-19 baru, menjadikan jumlah keseluruhan kasus di Malaysia menjadi 50.390. 
 
Ada juga empat korban jiwa baru, sehingga total kematian menjadi 322.
 
Selain pemilihan sela Batu Sapi yang sekarang dibatalkan, kursi parlemen lain di Perak dan kursi negara bagian di Sabah juga kosong, menyusul kematian masing-masing anggota parlemen Gerik Hasbullah Osman dan legislator Bugaya Manis Muaka Mohd Darah.***
 
Sumber CNA
 
 
 
 
 

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x