MEDIA PAKUAN - Serangan tak dikenal telah terjadi di dua pangkalan udara Myanmar pada Kamis 29 April 2021.
Kantor berita menayangkan di Facebook, terlihat serangan pertama kali terjadi dimana adanya tiga kali ledakan di sebuah pangkalan udara dekat kota Magway pada dini hari.
Portal berita mengatakan setelah adanya ledakan pemeriksaan dilakukan dengan ketat di jalan jalan di luar pangkalan.
Selain itu reporter Than Win Hlaing mengatakan serangan juga terjadi di Meikitila di timur laut Magway, dimana 5 roket diluncurkan ke salah satu pangkalan udara utama negara tersebut.
Baca Juga: Wow! Kalina Octaranny Bikin Salut Netizen, Ini Sebabnya
Baca Juga: SERAM! Nekat Mudik, Desa di Jawa Tengah Siapkan Rumah Angker untuk Isolasi
Baca Juga: Alhamdulillah! Sembuh dari Covid-19, Netizen Puji Ketampanan Atta Halilintar
Sebelumnya Myanmar mengalami krisis dikarenakan adanya penggulingan pemerintah yang terpilih yaitu oleh partai demokrasi Nobel Aung San Suu Kyi, yang kemudian digulingkan oleh militer.
Namun adanya krisis Myanmar tersebut ASEAN mencoba untuk membantu dengan memberikan jalan keluar dengan mengadakan pertemuan dan menghasilkan kesepakatan dengan militer.
Pemerintah bayangan yang terdiri dari berbagai parlemen menerima seruan dari ASEAN untuk mengakhiri adanya kekerasan, setelah Jendral militer Myanmar melakukan pertemuan di Jakarta.
Pemimpin junta alias Jendral militer Min Aung Hlaing telah menghadiri pertemuan tingkat tinggi Sabtu 25 April dengan para pemimpin dari 10 negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membahas krisis yang memuncak di Myanmar.
Baca Juga: Tergila-gila dengan Seorang TKW Indonesia, Jenderal Arab Saudi Pamer sang Istri
Baca Juga: Jadi Korban Baku Tembak KKB, Tiga Anggota Brimob Naik Pangkat
Baca Juga: TKW BERUNTUNG! 16 Tahun Menikah dengan Jenderal Arab Saudi, TKW Indonesia Dikaruniai Anak Perempuan Semua
Dari adanya pertemuan ASEAN tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri adanya kekerasan di Myanmar.
ASEAN juga akan memiliki utusan khusus untuk "memfasilitasi mediasi" antara semua pihak, dan perwakilan ini akan dapat melakukan perjalanan ke Myanmar.
Seorang juru bicara dari pemerintahan bayangan yang pro demokrasi mengatakan mereka bahagia mendengar berita adanya seruan untuk diakhirinya kekerasan di Myanmar.
"Inilah yang diminta oleh Pemerintah Persatuan Nasional," kata menteri kerjasama internasional NUG yang dikenal sebagai Dr Sasa, yang saat ini bersembunyi dengan anggota parlemen lainnya.***