Tragis! di Pelukan Ayahnya, Bocah Tujuh Tahun Ditembak Mati oleh Junta Militer Myanmar

- 24 Maret 2021, 08:34 WIB
Tragis! di Pelukan Ayahnya, Bocah Tujuh Tahun Ditembak Mati oleh Junta Militer Myanmar
Tragis! di Pelukan Ayahnya, Bocah Tujuh Tahun Ditembak Mati oleh Junta Militer Myanmar /Twitter/@Mizzima/

 

MEDIA PAKUAN - Kekejaman junta militer Myanmar semakin menjadi-jadi, kepada para pengunjuk rasa anti kudeta.

Korban dari kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar kali ini yaitu, bocah berumur tujuh tahun ditembak mati tentara di pelukan ayahnya.

Bocah wanita itu merupakan korban termuda yang berhasil dibunuh oleh junta militer Myanmar.

Disadur Media Pakuan dari BBC pada Rabu, 24 Maret 2021, bocil itu ditembak mati ketika berada di rumahnya di kota Mandalay, Myanmar.

Baca Juga: Ini Daftar RUU Program Legislasi Nasional 2021, Termasuk BPIP dan Bumdes Tanpa RUU Pemilu

Awalnya tentara Myanmar itu menembak ayahnya, setelah itu anaknya pun ditembak mati oleh pasukan junta.

Sebelum meninggal, anak yang bernama Khin Myo Chit itu sempat diselamatkan oleh medis, namun naas nyawanya tidak bisa terselamatkan.

Selain itu, kakak dari bocah itu juga ditangkap oleh pasukan militer Myanmar.

Hampir setiap hari, anak-anak yang tidak berdosa pun meninggal akibat perlakukan para tentara.

Baca Juga: Kembali Dibuka! Layanan SIM Keliling Ibukota Jakarta Hari Ini 24 Maret 2021 Berada di 5 Lokasi

Sebelum pembunuhan bocah berusia tujuh tahun itu, seorang anak berusia 14 tahun juga berhasil dibunuh pasukan junta.

Perlakuan keras dari junta militer Myanmar sudah dilakukan sejak aksi kudeta pada 1 Februari 2021 lalu.

Menurut informasi dari Save The Children, dari puluhan korban yang terbunuh, 20 diantaranya adalah anak-anak.

Namun perhitungan korban yang tewas akibat perlakuan junta militer Myanmar berbeda-beda.

Baca Juga: Catat! Cara dan Syarat Mudah Cek Penerima BLT UMKM dan BPJS Ketenagakerjaan 2021

Ada yang menyebutkan terdapat 164 orang mati sedangkan ada yang menyebutkan 261 jiwa yang tewas.

Seperti yang diketahui sebelumnya, memang militer Myanmar juga turut berduka cita atas meninggalnya para demonstran.

Akan tetapi disisi lain, militer juga kecewa dengan mereka yang sudah merusak beberapa fasilitas negara.

Jubir dari junta militer juga menuduh pengunjuk rasa yang memulai duluan untuk memulai pertumpahan darah.***

Editor: Holis Sindy Sauri

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah