MEDIA PAKUAN - Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan tercatat hingga saat ini kurang lebih 261 orang telah tewas di Myanmar pada saat protes terhadap kudeta.
Pada senin malam ratusan orang menggelar unjuk rasa dengan menyalakan lilin di distrik Ahlone di Yangon, kota terbesar di negara Myanmar.
Kemudian unjuk rasa terhadap kudeta juga berlanjut hingga selasa pagi di kota Bago di utara Yangon, serta kota terbesar kota Thaketa dan di wilayah Magwe .
Dikutip dari Aljazeera, pada saat adanya unjuk rasa adanya kerusuhan pada hari senin sehingga mengakibatkan 8 orang tewas termasuk seorang anak kecil berusia 15 tahun.
Baca Juga: Inilah Spesifikasi 7 Smartphone OPPO yang Memiliki Kualitas Kamera Terbaik
Baca Juga: Cek eform.bri.co.id Penerima BLT UMKM Diketahui Jika Sudah Terpenuhi Syarat dan Daftar ke Lembaga Pengusul
Dari kantor media melaporkan, bahwa pada Senin polisi melakukan aksinya di beberapa bagian di yangon dengan meluncurkan tembakan sehingga beberapa orang terluka.
Sebelumnya pada saat akan adanya kudeta di Myanmar pemerintah militer tidak menerima kemenangan partai Aung San Suu Kyi dalam pemilihan yang telah diselenggarakan.
Para pemimpin militer telah menjanjikan pemilihan baru tetapi belum menetapkan tanggal dan telah menyatakan keadaan darurat.
Baca Juga: Pengguna Daya 450 VA Bisa Dapat Token Listrik Gratis Maret, Cek www.pln.co.id dan PLN Mobile, ini Caranya
Pada saat San Suu Kyi menang dalam pemilihan dirinya ditahan oleh militer dengan tuduhan dirinya lakukan kecurangan dalam pemilihan.
Namun hal tersebut tidaklah benar sehingga para demonstrasi pun berdatangan untuk meminta agar San Suu Kyi dilepas dari tahanan.***