BERGUGURAN! Korban Kebrutalan Polisi Myanmar Terus Bertambah, Lebih dari 80 Orang Tewas Sejak Unjukrasa

- 14 Maret 2021, 17:03 WIB
Pengunjuk rasa di Myanmar,
Pengunjuk rasa di Myanmar, /REUTERS/Stringer


MEDIA PAKUAN - Satu orang pengunjuk rasa tewas di tembak oleh polisi Myanmar di Bago. Sehingga jumlah warga yang tewas kini tembus lebih dari 80 Orang.
 
Mereka tewas selama kudeta pada 1 Februari lalu. Dan lebih dari 2.100 orang telah ditangkap.

Saksi mata dan media setempat mengatakan, setidaknya satu pengunjuk rasa tewas dalam penembakan polisi di kota Bago, Myanmar, Minggu, 14 Maret 2021.

Kelompok advokasi mengatakan, penjabat sipil paralel Myanmar berusaha akan memberi orang hak hukum untuk membela diri.
 
 
 
Kondisi karena melihat korban telah berjatuhan saat unjuk rasa.

Mahn Win Khaing Than yang sedang dalam pelarian bersama pejabat dari Partai Liga Nasioanl Myanmar lainnya. Mereka berbicara melalui Facebook kepada publik.

Khaing Than mengatakan pemerintah sipil akan "berusaha untuk membuat undang-undang yang diperlukan sehingga rakyat memiliki hak untuk membela diri" terhadap tindakan keras militer Myanmar.

Setidaknya telah tewas 13 orang pada hari hari Sabtu, karena unjuk rasa yang bentrok dengan polisi, kata saksi mata dan media setempat.
 
 
Baca Juga: Pemerintah Targetkan 2,7 Juta Peserta Kartu Prakerja 2021 Keterima! Begini Caranya

Lebih dari 80 orang tewas selama kudeta pada 1 Februari dan lebih dari 2.100 orang telah ditangkap.

Lima orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka di Mandalay kata saksi Mata.

Media setempat melaporkan, dua orang tewas di pusat kota Pyay, dua di Yangon, dan tiga orang meninggal semalam.

"Mereka bertingkah seperti berada di zona perang, dengan orang-orang tak bersenjata," kata aktivis di Mandalay, Myat Thu.

Dia juga mengatakan, anak berusi 13 tahun juga ikut terbunuh.

Pengunjuk rasa juga mengatkan, dirinya melihat 2 orang tewas ditembak termasuk seorang budha, "salah satunya terkena di tulang kemaluan, satu lagi ditembak mati hingga tewas,” katanya.

Sementara itu, juru bicara junta tidak menanggapi telepon dari media untuk dimintai keterangan.

Selain itu, Polisi juga menembak seorang supir truk di Chauk tepat pada dadanya, kata oarang yang mengetahuinya.

Dalam siaran berita malam MRTV yang merupakan berita yang dikelola Junta menyebut para pengunjuk rasa "penjahat."***

Editor: Ahmad R

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x