Myanmar Terus Berdarah! Pemerintah Sipih akan Buat UU untuk Membela Diri, 13 orang Tewas

- 14 Maret 2021, 12:25 WIB
Unjuk rasas di Myanmar kembali menelan korban jiwa
Unjuk rasas di Myanmar kembali menelan korban jiwa /REUTERS


MEDIA PAKUAN - Kelompok advokasi akan mendorong penjabat sipil paralel Myanmar berusaha  memberi orang hak hukum untuk membela diri.
 
Langkah tersebut dilakukan seiring korban kekerasan terus  berjatuhan saat unjuk rasa.

Mahn Win Khaing Than yang sedang dalam pelarian bersama pejabat dari Partai Liga Nasioanl Myanmar lainnya.
 
Mereka berbicara melalui Facebook kepada publik.

Khaing Than mengatakan pemerintah sipil akan "berusaha untuk membuat undang-undang yang diperlukan sehingga rakyat memiliki hak untuk membela diri" terhadap tindakan keras militer Myanmar.
 
 
Baca Juga: DIBAJAK! Pesawat Susi Air Dikuasai KKB di Puncak Papua Kapolres I Nyoman Punia: Hanya Didatangi

"Setidaknya telah tewas 13 orang pada hari hari Sabtu, karena unjuk rasa yang bentrok dengan polisi," kata saksi mata dan media setempat.

Lebih dari 80 orang tewas selama kudeta pada 1 Februari dan lebih dari 2.100 orang telah ditangkap.

Lima orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka di Mandalay kata saksi Mata.

Media setempat melaporkan, dua orang tewas di pusat kota Pyay, dua di Yangon, dan tiga orang meninggal semalam.

"Mereka bertingkah seperti berada di zona perang, dengan orang-orang tak bersenjata," kata aktivis di Mandalay, Myat Thu.
 
 
Baca Juga: Guru dan Perangkat Desa di Sukabumi Berakhir Islah, Tapi Masyarakat Masih Kurang Puas

Dia juga mengatakan, anak berusia13 tahun juga ikut terbunuh.

Pengunjuk rasa juga mengatkan, dirinya melihat 2 orang tewas ditembak termasuk seorang budha. "Salah satunya terkena di tulang kemaluan, satu lagi ditembak mati hingga tewas,” katanya.

Selain itu, polisi juga menembak seorang sopir truk di Chauk tepat pada dadanya. 

Sementara itu, juru bicara junta tidak menanggapi telepon dari media untuk dimintai keterangan.

Dalam siaran berita malam MRTV yang merupakan berita yang dikelola Junta menyebut para pengunjuk rasa "penjahat."***


Editor: Ahmad R

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x