GELONTORKAN! Hadang Virus Covid-19, Biden dan Partainya Bersikukuh Loloskan Paket Bantunan 1,9 Triliun Dolar

- 27 Februari 2021, 11:46 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengecam aksi kudeta di Myanmar.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengecam aksi kudeta di Myanmar. /Twitter.com/@JoeBiden/

MEDIA PAKUAN - DPR AS mulai masuk ke pemungutan suara hingga larut malam. Kali ini agenda mengenai pengajuan paket bantuan yang diusulkan Presiden AS Joe Biden senilai 19 triliun dolar, berjalan alot.
 
Terjadi perdebatan tidak terhindarkan. Terutaka pada perdebatan antara mayoritas Demokrat yang berbaris pada oposisi 221-211, dan memiliki sedikit suara untuk disisihkan, bersama Republik.

Pihak demokra mengatakan, pengajuan paket bantuan  19 triliun dolar tersebut diperlukan untuk memerangi pandemi. Apalagi corona tidak hanya  melanda hampir seluruh negaranya, juga menewaskan ratusan warganya.
 
 
Bahkan lebih dari 500 ribu penduduk AS orang kehilangan pekerjaan.

Namun pihak Republik menyangkalnya dengan alasan "telalu mahal"

Perjuangan yang dilakukan  Biden dan partainya tidak hanya untuk  membayar vaksin dan persediaan medis.
 
Tapi bantuan digelontorkan bantuan keuangan darurat ke rumah tangga,  hingga usaha kecil di negara bagian dan lokal.

Namun usaha Bide dan partainya dipersulit i
Oleh pakar peraturan senat. Bahkan mereka menegaskan  tidak bisa memasukan kenaikan upah minimum menjadi 15 dolar per jam.
 
 
Padahal dalam paket tersebut, yang sebelumnya 7,25 dolar per jam.

Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan  RUU itu akan disahkan tapi tidak dengan kenaikan upah tersebut. Namuh dengan hal itu, dia akan tetap memperjuangkan paket pengajuan tersebut.

"Kami tidak akan berhenti sampai kami segera melewati upah minimum 15 dolar,” kata Nancy Pelosi.

Secara luas partai republik mendukung pengeluaran paket bantuan Covid 19 itu, yang sebelumnya mengatakan itu terlalu banyak.
 
Baca Juga: Setelah Tertangkap Tangan oleh KPK, Nurdin Abdullah Langsung Diterbangkan ke Jakarta

Namun Gedung putih mengatakan dan beberapa ekonom, paket dengan jumlah tinggi diperlukan untuk membangun kemabali ekonomi terbesar di dunia.

Sementara itu, dukungan publik yang luas untuk paket tersebut, secara jelas telah terlihat.

"Satu-satunya tempat ini menjadi masalah partisan ada di sini di Washington," kata Perwakilan Demokrat Jim McGovern dalam debat di Komite Aturan DPR.
 
Baca Juga: Gubernur Sulawesi Selatan Terjaring OTT, Uang Satu Koper Diamankan KPK

"Kami di sini karena orang-orang terluka dan komunitas sedang berjuang," kata McGovern.

Selain itu, dikungan juga datang dari seorang Republikan Tom Cole yang mengatakan RUU telah "membengkak."

Bukankah sebaiknya kita menghabiskan dana yang sudah dialokasikan, dan melihat apakah uang baru benar-benar dibutuhkan?" Kata Cole.
 
Baca Juga: Cek rekrutmen-tni.mil.id ini Syarat dan Cara Daftar Seleksi Tamtama AD CATA PK Gelombang 1

Komite Anggaran Federal yang Bertanggung Jawab mengatakan, sekitar 1 miliar dolar dari 4,1 triliun dolar bantuan virus korona yang disetujui pada  tahun lalu belum digunakan.***


Editor: Ahmad R

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x