Kebiajakan AS sangat Timpang! Tanggapan Barat terhadap kudeta di Myanmar AS memperlihatkan Dukungan

- 4 Februari 2021, 07:09 WIB
Warga Myanmar yang tinggal di Thailand melakukan aksi protes kudeta di depan gedung PBB di Bangkok, Thailand pada 2 Februari 2021.
Warga Myanmar yang tinggal di Thailand melakukan aksi protes kudeta di depan gedung PBB di Bangkok, Thailand pada 2 Februari 2021. /twitter.com/@Reuters

Seperti yang diketahui Aung San Suu Kyi dan partainya, jalan menuju perubahan politik itu panjang dan berbahaya.

Mereka berperang melawan kekuasaan militer sejak akhir 1980-an. Ini berakhir pada 2015 ketika pemilihan umum demokratis pertama diadakan di Myanmar.

Baca Juga: Benar apa Benar! Dianggap Sakti, Ini Watak Wanita Kelahiran Senin Menurut Primbon Jawa

Liga Nasional untuk Demokrasi miliknya menang dan negara itu mulai menyaksikan transformasi bertahap. Tentara memberikan pukulan fatal pada proses ini pada hari Senin.

Terkait politik saat ini di Myanmar negara Mesir dan timur tengahpun mengalami hal serupa, hal ini jelas kenyataannya ada alasan politik atas perbedaan tanggapan yang ditentukan oleh kepentingan AS.

Di Mesir, situasinya sangat berbeda. Tidak ada negara Barat yang mengutuk kudeta tersebut secara terbuka dan tidak ambigu, dan Washington hanya menangguhkan dukungan militer untuk sementara sampai situasinya dipelajari dan dipahami. Departemen Luar Negeri AS bahkan tidak menggunakan kata "kudeta" untuk menggambarkan apa yang terjadi.

Baca Juga: Jelang Imlek 2021, 4 Shio Ini Memancarkan Aura Kecantikan Menjadi Pusat Perhatian Siapapun yang Melihatnya

Tidak dapat diterima untuk mengklaim bahwa apa yang terjadi di Mesir pada tahun 2013 bukanlah kudeta; definisi kudeta militer sangat jelas, dan kita tidak perlu menemukan kembali roda untuk mengetahuinya. Namun, kenyataannya ada alasan politik atas perbedaan tanggapan yang ditentukan oleh kepentingan AS.

Mesir adalah negara Arab yang paling penting dan perlu untuk tetap berada dalam orbit politik Washington, dan dengan demikian negara pendudukan Israel, yang posisinya sangat menentukan kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah.

Barat tidak senang dengan hasil transisi demokrasi di dunia Arab, dan di Mesir pada khususnya, dan tidak akan pernah senang dengan mereka jika itu berarti bahwa diktator yang bersahabat dengan Barat digulingkan.

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: middleeastmonitor.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah