Votting Gencatan Senjata Israel-Hamas Memanas, Netanyahu Kencam Keputusan AS

27 Maret 2024, 13:06 WIB
Situasi sidang DK PBB yang tetapkan resolusi gencatan senjata Palestina Senin 25 Maret 2024. /

MEDIA PAKUAN - Dewan keamanan Perserikatan bangsa-bangsa (DK PBB) akhirnya berhasil menyerukan upaya gencatan senjata usai AS abstain saat persidangan oleh karena itu tidak ada penolakan satu pun dari para pemimpin negara, Dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Senin 25 Maret 2024, mereka menyerukan gencatan senjata selama bulan suci Ramadhan.

Keputusan AS untuk abstain dan tidak menggunakan veto dalam resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata di Gaza, menunjukkan bahwa Presiden Biden telah memutuskan kata-kata keras saja tidak cukup.

Itu adalah kali pertama DK PBB berhasil menyerukan gencatan senjata sejak peperangan dimulai pada Oktober 2023 lalu. Upaya-upaya DK PBB sebelumnya selalu menemui jalan buntu karena diveto AS.

Netanyahu mengecam keputusan AS tidak menggunakan veto. Menurutnya, AS telah mencederai upaya perang dan upaya membebaskan para tawanan yang disandera Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Baca Juga: Gaza akan Semakin Mencekam, Upaya Gencatan Senjata Gagal di Bulan Ramadhan

Pemungutan suara dilakukan setelah Rusia dan China memveto resolusi yang disponsori Amerika Serikat (AS) pada Jumat 22 Maret 2024. Resoulsi itu akan mendukung "gencatan senjata segera dan berkelanjutan" dalam konflik Israel-Hamas.

Genjatan senjata yang disetujui akan berlangsung selama bulan ramadhan, Meski, rancangan DK PBB mengatakan bahwa jeda dalam pertempuran harus mengarah pada "gencatan senjata permanen yang berkelanjutan".

Sebelumnya, Disebutkan bahwa gencatan senjata Ramadhan 2024 akan mengarah pada "gencatan senjata permanen yang berkelanjutan" tampaknya merupakan permintaan Amerika Serikat.

Namun, Rusia mengeluh bahwa menghilangkan kata itu dapat memancing amatah Israel penjajah dan membuat mereka tidak segan "untuk melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza kapan saja" setelah Ramadhan.

Amandemen itu dikalahkan karena gagal mendapatkan minimal sembilan suara "ya", dengan tiga anggota dewan memberikan suara mendukung, Amerika Serikat memberikan suara menentang, dan 11 negara abstain.

Baca Juga: Kamala Harris Serukan agar Israel Segera Lakukan Gencatan Senjata di Gaza

Hingga kini, Lebih dari 32.000 warga Palestina di Gaza telah tewas dalam pertempuran itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Mereka itu tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam hitungannya, tetapi mengatakan perempuan dan anak-anak merupakan dua pertiga dari korban tewas.

Dengan kondisi Gaza yang hancur, kelaparan yang mengancam warga sipil Palestina, dan kemungkinan jatuhnya lebih banyak korban jiwa dalam serangan Israel terhadap Rafah di Gaza selatan, Presiden Biden tampaknya sudah muak oleh Israel yang mengabaikan nasihatnya.

Israel mengeklaim bahwa mereka selalu menghormati hukum perang dan menyangkal bahwa mereka memblokir bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.

Namun banyak bukti yang menunjukkan bahwa pengakuan Israel tidak benar. Banyak anak-anak sekarat karena kelaparan beberapa kilometer dari gudang makanan yang melimpah di Israel dan Mesir.

Amerika, dan seluruh dunia, dapat melihat bukti yang disajikan oleh PBB dan badan-badan bantuan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: PRFM News

Tags

Terkini

Terpopuler