Pasca Gencatan Senjata, Gaza di Bombardir Senjata Berat dan Roket: Terus Buru Pemimpin Hamas Yahya Sinwar

- 3 Desember 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi serangan Israel - Serangan udara Israel menghantam rumah Yahya Sinwar, kepala sayap politik Hamas di Jalur Gaza
Ilustrasi serangan Israel - Serangan udara Israel menghantam rumah Yahya Sinwar, kepala sayap politik Hamas di Jalur Gaza //Pixabay/Olga1205
 
MEDIA PAKUAN - Tujuan Israel penjajah menangkap warga sipil yaitu untuk mendapat informasi terkait keberadaan petinggi Hamas.
 
Mereka percaya informasi intelijen yang diperoleh dari ratusan militan yang ditangkap selama pertempuran di utara.  Mereka memastikan akan  menemukan dan membunuh para pemimpin Hamas.

Para jendral Israel kini menargetkan pemimpin tinggi Hamas Yahya Sinwar. Mereka percaya bahwa menyingkirkan komandan tertinggi adalah peluang terbaik.
 
Mereka untuk memaksa runtuhnya sebuah organisasi yang tertanam kuat di Gaza , setelah hampir dua dekade mengendalikan daerah kantong tersebut.

Harapan akan terjadinya gencatan senjata baru, yang tetap di usahakan oleh mediator dari Qatar dan Mesir ketika pertempuran dimulai, memudar pada akhir pekan.

Kedua belah pihak mengalami kesalahpahaman dan saling menyalahkan atas gagalnya perjanjian awal.
 
 
Sehingga secara terbuka memperkuat posisi mereka untuk kembali terlibat pertempuran

Seorang pejabat senior Hamas kemudian mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak akan ada lagi pembebasan sandera.
 
Kecuali ada gencatan senjata dan semua tahanan Palestina di Israel dibebaskan.

“Biarkan perang berjalan dengan sendirinya. Keputusan ini bersifat final. Kami tidak akan berkompromi mengenai hal ini,” kata wakil ketua Hamas Saleh al-Arouri.

Setelah gencatan senjata selama seminggu berakhir, wilayah tersebut mengalami pemboman yang semakin intensif.
 
Sebanyak 1,5 juta warga sipil menghadapi pengungsian kedua dari tempat-tempat yang awalnya Israel anggap aman dan pindah ke wilayah yang lebih kecil lagi di Gaza.

AS sebagai sekutu paling dekat dengan Israel mengatakan akan melindungi warga sipil karena Terget mereka adalah  Hamas dalam putaran pertempuran terakhir.

Dalam 36 jam pertama sejak gencatan senjata gagal, lebih dari 200 warga Palestina telah terbunuh, kata mereka, Serangan militer Israel telah menewaskan sekitar 15.200 orang.
 
 
Termasuk sedikitnya 6.000 anak-anak dan 4.000 wanita, menurut pihak berwenang yang dikelola Hamas di Gaza.

Dibawah tekanan AS atas kematian warga sipil, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melihat upaya habis-habisan untuk membunuh kepemimpinan Hamas sebagai harapan terbaiknya untuk mencapai tujuannya.
 
Meruntuhkan organisasi militan tersebut, memaksa kembalinya sandera Israel dengan persyaratan yang dapat diterima dan mengakhiri konflik. Perang dalam skala waktu yang disetujui Washington.

Pemerintah Israel menyatakan Sinwar sebagai target utamanya setelah serangan 7 Oktober yang memicu perang, ketika Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.
 
Baca Juga: Pernikahan Digelar Tertutup, BCL Melepas Masa Jandanya: Netizen Anggap Penyanyi Ternama Ini, Ingkari Janjinya

Alasan mereka menyerang warga sipil karena menurut seorang analis dan mantan pejabat Mossad.
 
“Anda tidak bisa membongkar infrastruktur tanpa membunuh banyak orang, tapi mungkin Anda bisa menyerang para pemimpin dan membongkar [Hamas] dengan cara itu tanpa membunuh banyak orang," katanya

Sebelumnya telah mengakui kepada Observer bahwa, meskipun Israel telah membunuh sejumlah besar komandan medan perang tingkat menengah. Namun mereka belum berhasil menghubungi satupun pemimpin senior.***

 
 
 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x