KIA kembali serang Pos Militer Myanmar di Pertambangan Batu Giok, Tentara Gunakan Kekuatan Jet

22 Mei 2021, 14:08 WIB
Tentara dan Polisi Myanmar saat membubarkan protes, /REUTERS/Stringer/

MEDIA PAKUAN - Pasukan etnis Myanmar yang menentang kudeta, KIA, menyerang pos militer pada Sabtu, 22 Mei 2021, kata media lokal yang melaporkan.

Pasukan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) melakukan serangan itu untuk memperluas daerah kekuasaan baru di Myanmar.

Berita online Irrawaddy dan Mizzima melaporkan, para pejuang KIA menyerang pos militer Myanmar yang terletak di kotapraja Hkamti di wilayah Sagaing pada Sabtu pagi.

Baca Juga: Fenomena Super Blood Moon, Akan Terjadi 26 Mei, Waktu dan Lokasi Yang Tepat Ada Disini

Sementara itu, uru bicara KIA Naw Bu mengatakan kepada media bahwa dia mengetahui serangan itu namun ia tidak dapat memberikan keterangan yang rinci.

"Pertempuran masih berlangsung. Saya masih bisa mendengar suara tembakan," kata Mizzima mengutip seorang warga.

Dilaporkan bahwa, situs yang diserang berada di dekat usaha pertambangan milik militer yang melibatkan konglomerat Myanma Economic Holdings Ltd.

Sementara itu, sejak kudeta pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, konflik terbuka kembali terjadi antara tentara dan KIA, yang telah memperjuangkan otonomi yang lebih besar bagi orang-orang Kachin selama sekitar enam dekade dan telah menyuarakan dukungan untuk pengunjuk rasa anti-junta.

Baca Juga: Dari Artis Hingga Jadi Wabup Bandung, Sahrul Gunawan Akui Bingung Saat Pidato

Baca Juga: Arab Saudi Tersingkirkan, Qatar Jadi Negara Terkaya Nomor 1 di Timur Tengah

Selain itu, tentara Myanmar menggunakan jet dalam serangan terhadap KIA di kota Hkamti, di sungai Chindwin di daerah terpencil yang kaya akan giok dan emas yang terletak sekitar 50 km atau 30 mil dari perbatasan dengan India.

Dalam beberapa pekan terakhir, tentara Myanmar telah banyak melakukan serangan bom terhadap tentara KIA dan juga bentrok dengan tentara etnis di bagian timur dan barat Myanmar.

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) Myanmar, setidaknya 812 warga sipil telah tewas sejak kudeta pada 1 Februari.***

Sumber: Ruters

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler