Terhitung 460 Tewas Sejak Kudeta Myanmar, Ribuan Orang Kembali Turun Kejalan Lakukan Aksi Protes

29 Maret 2021, 17:20 WIB
ILUSTRASI/ Ribuan pengunjuk rasa kembali turun ke alan untuk lakukan protes /Reuters/Stringer

 

MEDIA PAKUAN - Berdasarkan penghitungan oleh kelompok advokasi Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik, 460 warga sipil telah terbunuh sejak kudeta di Myanmar.

Protes anti kudeta terus berlanjut hingga saat ini di Myanmar, ribuan massa kembali turun kejalan untuk melakukan demonstrasi pada Senin 29 Maret 2021.

Menurut saksi mata dari adanya demonstrasi di Myanmar tersebut Polisi kembali menembaki para pengunjuk rasa di Yangon, sedikitnya satu orang pria tewas dan beberapa lainnya terdapat luka luka.

Dia juga mengatakan satu orang laki laki berumur 20 tahun tersebut tewas akibat ditembak oleh Polisi Myanmar pada bagian kepala.

Baca Juga: Militer Myanmar Serang Lewat Udara, Free Burma Rangers: Kemampuan Junta Meningkat Bantuan dari Rusia dan China

Baca Juga: Catat! Cara Mudah Klaim Token Listrik Gratis Maret Hingga Juni 2021 Mendatang

"Dia ditembak di kepala," kata saksi mata Thiha Soe dikutip Media Pakuan dari Reuters.

Saksi mata menyampaikan bahwa Polisi menembaki para demonstran Myanmar yang berada di jalan, selain itu juga kepada tim Palang Merah.

“Mereka menembaki semua yang ada di jalan, bahkan tim Palang Merah. Ini masih berlangsung saat aku berbicara denganmu. " ujarnya.

Baca Juga: Inilah Spesifikasi 7 Smartphone OPPO yang Memiliki Kualitas Kamera Terbaik

Baca Juga: Dapatkan Cara Daftar BLT UMKM 2021 Agar Bisa Cair di Maret ini

Sebelumya, kelompok protes utama Myanmar, Komite Pemogokan Umum Kebangsaan (GSCN) meminta pasukan etnis minoritas dalam sebuah surat terbuka di media sosial agar membantu mereka yang menentang "penindasan yang tidak adil" oleh militer Myanmar.

"Organisasi etnis bersenjata perlu secara kolektif melindungi rakyat," kata kelompok protes tersebut.

Sebelumnya, pemberontak dari berbagai kelompok etnis minoritas telah berseteru dengan pemerintah pusat selama beberapa dekade karena otonomi yang lebih besar.

Walaupun banyak kelompok setuju untuk melakukan gencatan senjata, namun pertempuran telah kembali memanas dalam beberapa hari terakhir antara tentara Myanmar dan pasukan di timur dan utara.*** 

Editor: Iing Nuryasin

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler