Lahan Semakin Sempit, Pemkot Sukabumi Kembangkan Pertanian Hidroponik

- 17 September 2020, 18:16 WIB
Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi (tengah) menunjukkan bibit yang ditanam dengan pola hidroponik di Kecamatan Baros./HUMAS PEMKOT SUKABUMI.
Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi (tengah) menunjukkan bibit yang ditanam dengan pola hidroponik di Kecamatan Baros./HUMAS PEMKOT SUKABUMI. /HUMAS Pemkot Sukabumi/

MEDIA PAKUAN-Pemkot Sukabumi mengembangkan budidaya pertanian dengan pola hidroponik. Cara ini sebagai alternatif di tengah sempitnya lahan diperkotaan.

“Pola hidroponik diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan masyarakat,” kata ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi pada acara pembukaan bimbingan teknis budidaya tanaman hidroponik Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kamis 17 September 2020.

Dikatakan, pelatihan yang dibiayai dari Dana Kelurahan tahun anggaran 2020 terus dikembangkan di Kota Sukabumi.

Targetnya, setelah pelatihan mengenai pengetahuan budidaya hidroponik dapat diterapkan dalam keseharian nanti.

“Pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan serta memotivasi warga dalam mengembangkan budidiaya hidroponik kepada warga khususnya untuk RW, PKK dan Karangtaruna,” kata Fahmi.

Dikatakan, pelatihan itu harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaannya. Sebab, tanaman hidroponik harus dikembangkan di lingkungan masing-masing.

Baca Juga: Menteri BUMN Angkat Ida Bagus Purwalaksana Sebagai Wakil Komisaris Utama PT Asabri

Pengembangan hidpronik kata dia didasari karena luasan wilayah Kota Sukabumi yang terus menyusut, sementara jumlah penduduk terus bertambah.

Jumlah penduduk Kota Sukabumi mencapai 370 ribu jiwa hingga Agustus 2020, luas lahan pertanian menyusut.

“Luas wilayah kota 48 kilometer persegi. Dampaknya terjadi kepadatan penduduk dan menyebabkan lahan pertanian berubah jadi perumahan,'' kata Fahmi.

Kondisi ini kata Fahmi dikhawatirkan berdampak pada ketahanan pangan warga. Budidaya hidroponik ini menjadi alternatif untuk menjaga ketahanan pangan warga setempat.

Apalagi, dari sisi ekonomi cukup menguntungkan. “Terlebih di masa pandemi Covid-19 diperlukan sebuah inovasi untuk tetap menjaga ketahanan pangan masyarakat.  Hidroponik dikembangkan lantaran membutuhkan lahan yang luas,” kata dia.

Baca Juga: Populasi Lansia di Jepang 800 Ribu Lebih, Umur 117 yang Tertua

Jika budidaya hirdoponik dilakukan secara masif, Fahmi yakin warga terbantu dari sisi ekonomi. Bahkan dari sisi kesehatan jauh lebih baik karena menggunakan pupuk organik.

Di tengah pandemi Covid-9 dan belum tahu kapan selesainya, warga tidak perlu ke pasar karena bisa memenuhi kebutuhan sayuran di rumah.

'' Kami apresiasi lurah dan camat yang mengajak masyarakat mulai beralih menanam untuk mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarga yang efeknya akan luar biasa,'' kata Fahmi.

Sebagai yang terdepan dalam jajaran pemerintahan daerah, RT dan RW harus mampu mengedukasi dan sosialisasi program ketahana pangan kepada warga.

Baca Juga: Brokoli dan Kubis Sangat Baik bagi Kesehatan Jantung

Sebab, pemda tidak bisa melakukan pembangunan tanpa didukung masyarakat.***

Editor: Toni Kamajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah