Warga Dihimbau Waspada, Diprediksi Agustus Puncak El Nino: Berdampak Kekeringan Ganggu Produksi Pertanian

1 Agustus 2023, 14:52 WIB
Ilustrasi waspada gagal panen dampak el nino. /Freepik-Wirestock/

 

MEDIA PAKUAN - Warga dihimbau waspada potensi  El Nino diprediksi Agustus 2023 ini, menjadi  puncaknya.

Meskipun sesuai karateristik memasuki musim kemarau, tapi fenomena pemicu turunnya curah hujan relatif masih saja terjadi. Hanya saja dalam kondisi lemah.

Sehingga hujan diperkirakan masih menyapa wilayah Indonesia. Potensi hujan ringan akan terjadi hingga Agustus dan September 2023 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: 7 Sisi Gelap Sao Tome dan Principe yang Jarang Diketahui, Korupsi dan Tata Kelola yang Buruk?

Dia mengatakan puncak El Nino akan terjadi mulai Agustus hingga September.

Sehingga menghadapi ancaman tersebut perlu dilakukan langkah-langkah kesiapan hingga antisipasi dampak kekeringan

"Hal tersebut telah dibahas dalam pertemuan dengan Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden, Bapak Menko dan beberapa menteri membahasasalah ancaman El Nino,"katanya.

Usai mengikuti  rapat di Istana Kepresidenan membahas kesiapan menghadapi ancaman El Nino, dia mengatakan karena El Nino memiliki intensitas lemah hingga moderat, sangat dikhawatirkan berdampak kekeringan

"Potensi tersebut berdampak ketersediaan air atau kekeringan. Dan akhirnya menganggu  produktivitas pangan sehingga akan mengganggu ketahanan pangan,” katanya.

Baca Juga: 7 Sisi Gelap Rwanda yang Jarang Diketahui, Kurangnya Kebebasan Politik?

Sebenarnya, kata Dwikorita Karnawati El Nino merupakan fenomena pemanasan muka air laut di Samudera Pasifik. Sehingga berpotensi penurunan curah hujan global. Termasuk di Indonesia.

"Kami menegaskan potensi kemarau kering imbas kemunculan El Nino. Terlebih, ada potensi kebangkitan fenomena sejenis dari Samudera Hindia berupa Indian Ocean Dipole (IOD) pada periode yang sama,"katanya.

Menurut Ikhtisar Cuaca Harian BMKG untuk Senin 31 Juli 2023, Indeks NINO 3.4 yang mengindikasikan tingkat El Nino berada pada angka +1,0.

“El Nino lemah,” kata BMKG.

Baca Juga: Aksi Nekat, 4 Pemuda Perusakan Mobil dan Warga Ditangkap Polres Sukabumi Kota, Cepi: Seusai Makan Bubur

Indikator El Nino lainnya, Southern Oscillation Index (SOI), ada pada angka -3,1 alias tidak signifikan. Begitu pula Dipole Mode Index (DMI), yang menunjukkan tingkat fenomena pemicu curah hujan lainnya, IOD, dalam kondisi tak signifikan (+0,01).

Pada saat yang sama, sebagian daerah Indonesia diprediksi masih bakal terdampak hujan pada pekan-pekan awal Agustus.

“Potensi hujan dengan intensitas Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung,

Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua,” demikian dikutip dari Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 1–7 Agustus di situs BMKG, Senin 31 Juli 2023.

Baca Juga: Lagu Terbaru ITZY, Lirik Lagu CAKE dari ITZY: Kanal YouTube JYP Entertainment Ditonton Lebih Jutaan Kali

Kepala BMKG sebelumnya tetap mewanti-wanti soal potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir saat El Nino sudah tiba. Sebabnya adalah kondisi geogfrafis Indonesia.

“Meskipun kita masuk musim kemarau kering, tetapi karena wilayah Indonesia ini dipengaruhi oleh dua samudera dan juga topografinya yang bergunung-gunung di khatulistiwa, masih tetap ada kemungkinan satu wilayah mengalami kekeringan, tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi,” jelas dia.

BMKG pun mengungkap beberapa aktivitas fenomena atmosfer regional dan lokal yang memengaruhi pertumbuhan awan hujan pekan awal Agustus.***

 

 

Editor: Ahmad R

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler