MEDIA PAKUAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan mulai terjadi di Jawa Barat pada awal Maret, sedangkan puncaknya pada Juli 2023.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi telah melakukan kajian risiko dampak dari musim kemarau yang akan datang.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami mengatakan, Kota Sukabumi berpotensi mengalami kekeringan terutama kekurangan air bersih.
"Proyeksi kekeringan tingkat risiko nya mulai rendah, sedang dan tinggi. Tertinggi risiko di kecamatan Cikole dan Kecamatan Citamiang. Tipikal kekeringan di Kota Sukabumi lebih pada kekurangan air bersih," kata Zulkarnain, Senin 13 Maret 2023.
Luas kerentanan bencana kekeringan di Kota Sukabumi tersebar di 33 kelurahan di tujuh kecamatan. Dari hasil kajian, total seluas 4.832,94 hektare yang rentan terjadi kekeringan.
Apabila dirinci, area kerentanan kekeringan yang terdapat di kecamatan Baros seluas 558,21 ha terdiri dari kategori rendah 0,37 ha, sedang 556,68 ha, dan tinggi seluas 1,17 ha.