MEDIA PAKUAN - Orangtua bayi siam di Perumahan Umum Permata Indah , Blok W, Desa Bojong Raharja , Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Sabtu Maret 2022 menahan tangis.
Abdul Muslih dan istrinya Evi Susanti hanya bisa mengurut dada ketika memperoleh informasi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Baca Juga: Rusia Mengklaim Telah Membunuh Oliver Lavigne Sang Penembak Jitu Ukraina
Proses pemisahan bayi Siam melalui meja operasi biaya yang begitu besar.
Baca Juga: Mendadak Sultan, Seorang TKW Asal Indonesia Raup Semua Kekayaan Majikannya hingga Miliaran
Baca Juga: Begini Jadinya Memiliki Majikan yang Depresi, TKW: Mau Tidak Mau
Baca Juga: Beginilah Kegiatan TKW Indonesia di Pagi Hari, Harus Siap Layani Majikan Dimana pun Itu?
Queenetha Zaina dan Queenesha Zahira dapat dipisahkan satu sama lain melalui proses operasi harus dialokasi anggaran tidak kurang Rp1,6 miliar.
Bayi kembar siam berusia 8 bulan sangat membutuhkan bantuan untuk operasi pemisahan. Mereka berharap nasib kedua anak perempuan dapat dibantu para donatur.
Baca Juga: Analis Rusia Sebut Kepentingan Rakyat Ukraina Tidak Berarti Bagi AS dan Jerman
Sebenarnya, pihak RSHS telah menjadwalkan proses pemisahan dapat segera dilakukan paling lambat, Februari 2022 lalu. Namun seiring waktu, langkah tersebut tidak berjalan semestinya.
Pasutri itu mengaku karena biaya yang dibutuhkan sangat besar, upaya pemisahan diurungkannya.
Baca Juga: Dunia dan Luar Angkasa AS Berseteru,Rusia Luncurkan 3 Kosmonot ke Stasiun Antariksa Internasional
Baca Juga: Alasan Server Rusak,Siaran TV Rusia Terpotong saat Putin Klaim Akan Menang dari Ukraina
"Bayi kami dalam kondisi sehat. Namun terbentur anggaran yang sangat besar proses pemisahan urung dilakukan"kata Evi.
Evi mengatakan biaya yang dibutuhkan dengan taksiran sekitar Rp 1,6 miliar. Biaya ini dari rincian yang dikeluarkan pihak rumah sakit sampai pasca operasi.
"Sebenarnya, kami dapat informasi pihak RSHS sudah melakukan penggalangan di apliaksi sosial KitaBisa, namun baru terkumpul sekitar Rp 300 juta,"katanya.
Baca Juga: Deretan Jendral Rusia yang Tewas Saat Invasi: Moscow dan Kyiv Beda Pendapat
Terlebih alokasi anggaran dari BPJS, kata Evi, tidak seluruhnya dapat memperoleh bantuan . Terutama mengcover biaya operasional yang terbilang tidak sedikit.
"Tidak seluruh biaya dicover BPJS. BPJS hanya sepertiga,"katanya.
Pendiri Sahabat Kristiawan Peduli (SKP) Kristiawan Saputra membenarkan bayi siam perempuan itu sangat membutuhkan uluran tangan pada donatur.
Baca Juga: 4 Tuntutan Rusia ke Ukraina Putin ke Erdogan Melalui Telepon
Baca Juga: Akun Twitter Department of State US Dihujat setelah Diduga Hilangkan Dokumen Biolab Ukraina
"Bantuan untuk memisahkan kedua bayi perempuan malang itu, memang tidak sedikit. Dibutuhkan biaya cukup besar. Sementara anggaran yang baru terkumpul baru sekitar Rp300 juta,"katanya.
Ketidakmampuan kedua orang tuanya, kata Kristiawan Saputra, menyebabkan proses pemisahan terkendala. Sehingga proses terus tertunda-tunda.
Baca Juga: Telkomsel Sediakan Jaringan 5G di Area Sirkuit Mandalika
"Karena itu, kami mengetuk hati pada donatur untuk rereongan membantu bayi kembar Siam itu. Mudah-mudahan melalui kebersamaan dapat meringan biaya yang diperlukan,"katanya. ***