Network
MEDIA PAKUAN - Posisi Iwan Bule saat ini masih menduduki jabatan sebagai ketua umum PSSI.
PSSI sebagai organisasi yang bertanggung jawab mengelola sepak bola asosiasi di Indonesia mempunyai banyak tantangan dalam memimpinnya.
Apalagi baru baru ini sepakbola Indonesia sedang dilanda banyak permasalahan terutama tragedi Kanjuruhan yang menjadi sejarah kelam dunia olahraga.
Usai peristiwa buruk itu, banyak pihak yang menginginkan Iwan Bule untuk mundur dari ketua umum PSSI sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.
Baca Juga: PSSI Resmi Surati FIFA untuk KLB : Dilaksanakan Awal 2023
Namun Iwan Bule alias Mochamad Iriawan mengaku bahwa mundur dari ketua umum PSSI tidak akan menuntaskan permasalahan tersebut.
"(Kalau) saya pergi saja meninggalkan organisasi yang besar, waduh itu pecundang namanya. Pengecut," ucap Iwan Bule.
"Saya tidak mau mundur (dari PSSI) bukan karena gila jabatan. Saya ingin menyelesaikan yang harus saya perbaiki," ungkapnya.
Dia beralasan apabila dirinya mundur di tengah situasi saat ini, FIFA akan menegurnya karena dinilai tidak kabur dari tanggung jawab.
Baca Juga: PSSI akan Percepat KLB imbas Tragedi Kanjuruhan, Iwan Bule : Antisipasi Terjadinya Perpecahan
"Nanti marah FIFA, 'wah apaan ini federasi? Diberikan tanggung jawab untuk mentransformasikan kok malah keluar?' saya nggak mau," katanya melalui kanal YouTube Deddy Corbuzier.
Oleh karena itu, Iwan Bule baru mau mundur dari ketua umum PSSI sesuai dengan aturan organisasi.
Iwan Bule pun memutuskan akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI lebih awal pada 18 Maret 2023.
Permintaan KLB PSSI itu awalnya datang dari rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang dipimpin Mahfud MD.
Baca Juga: Kemenhan RI Gelar Pameran Industri Pertahanan terbesar se Asia Tenggara Indo Defence 2022 di Jakarta
Dalam dokumen yang dikeluarkan TGIPF pada 14 Oktober menyebutkan agar jajaran Exco PSSI serta ketua umum Iwan Bule harus mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya ratusan korban Tragedi Kanjuruhan.
Selain itu, pasca Tragedi Kanjuruhan, persepakbolaan Indonesia seakan kolaps dengan dihentikan sementara Liga 1, 2, dan 3 Indonesia.***
