Joe Biden Hadapi Perpecahan dan Krisis Kesehatan

- 20 November 2020, 21:15 WIB
Presiden AS terpilih Joe Biden dinyatakan menang di Georgia setelah penghitungan ulang.*
Presiden AS terpilih Joe Biden dinyatakan menang di Georgia setelah penghitungan ulang.* /Twitter/@JoeBiden
 
MEDIA PAKUAN- Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden yang berusia 78 tahun tepat dua bulan akan mengambil kendali negara.
 
Dilansir dari CNA, tugas menjadi presiden negara adidaya tersebut dihadapi terjadinya perpecahan secara politik dan krisis kesehatan masyarakat terburuk dalam satu abad terakhir.
 
Sehingga berdampak pada pengangguran yang tinggi dan adanya ketidakadilan rasial.
 
 
Biden akan dilantik sebagai presiden tertua dalam sejarah negara menggantikan Ronald Reagan, yang meninggalkan Gedung Putih pada tahun 1989 ketika dia berusia 77 tahun 349 hari.
 
"Tunjukkan kepada orang Amerika bahwa usia hanyalah angka dan saya siap untuk bekerja," ujarnya.
 
Saat kampanye Donald Trump yang berusia 74 tahun, tidak melewatkan kesempatan untuk menyoroti kesalahan Biden dan berpendapat bahwa Demokrat tidak memiliki ketajaman mental untuk memimpin bangsa.
 
 
Beberapa saingan Biden di pemilihan pendahulu di Partai Demokrat juga mempermasalahkan usia.
 
Sembari melontarkan kata-kata kasar Trump mengajukan pertanyaan apakah seseorang dari generasi Biden dan Trump adalah orang yang tepat untuk memimpin sebuah negara yang menghadapi masalah seperti perubahan iklim dan ketidaksetaraan rasial.
 
 
Profesor komunikasi Universitas Negeri Missouri Brian Ott yang mempelajari retorika presiden mengatakan Biden hampir tidak mengesankan sebagai juru kampanye, tetapi telah terbukti jauh lebih efektif dengan sambutan publiknya sejak hari pemilihan.
 
Ott mengatakan pidato kemenangan Biden sangat pedih dan empati ditunjukkan dalam diskusi virtual yang dia selenggarakan awal pekan ini dengan petugas kesehatan.
 
 
“Retorika pemerintahan, tidak seperti retorika kampanye, bersifat kolaboratif dan bukan permusuhan,” ujar Ott.
 
"Usia Biden yang relatif lebih tua juga menempatkan kualitas yang lebih tinggi pada kualitas stafnya," ujar Baker. 
 
Biden pun menggambarkan dirinya sebagai presiden transisi tetapi tidak menutup kemungkinan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
 
 
Dr Kevin O'Connor dalam laporan medis yang dirilis pada kampanye, melaporkan kondisi Biden yang kuat, sehat dan bugar, tentunya siap melaksanakan tugas Kepala Negara dan Panglima Tertinggi.
 
O'Connor menambahkan, bahwa Biden melakukan olahraga lima kali dalam seminggu. 
 
Presiden terpilih itu mengatakan kepada para pendukung bahwa selama pandemi, dia mengandalkan latihan rumahan yang melibatkan sepeda Peloton, treadmill, dan angkat beban.
 
 
Pada tahun 1988, Biden menderita aneurisma otak yang mengancam nyawa, sebuah pengalaman yang membentuknya menjadi pria yang sesuai diinginkan.
 
O'Connor juga memaparkan bahwa Biden memiliki detak jantung tidak teratur, tetapi tidak memerlukan pengobatan karena Kandung empedu juga diangkat pada tahun 2003.
 
 
Beberapa pendahulu Gedung Putih emberikan pesan kepada Biden tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk menunjukkan kekuatan presiden, kata Edward Frantz, sejarawan kepresidenan di Universitas Indianapolis.
 
Disis lain Trump yang sebelumnya didiagnosis terpapar virus covid-19, dengan cepat kembali ke jadwal kampanye melakukan aksi unjuk rasa yang ramai pada minggu-minggu terakhir kampanye.
 
 
Peristiwa itu melanggar pedoman COVID-19 tentang jarak sosial, mengenakan topeng, dan menghindari pertemuan besar.***

Editor: A. Rohman

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah