Hai-Hati! Badai Iota Mengarah Amerika Tengah. Warga Terus Menerus Dievakuasi Ditempat Aman

- 16 November 2020, 16:01 WIB
Badai Eta dan Iota di Amerika Tengah
Badai Eta dan Iota di Amerika Tengah /



MEDIA PAKUAN -
Badai Iota terus semakin menguat dan kini mengarah kesejumlah kota yang berada di Amerika Tengah. Padahal sebagian kota masih belum pulih dari kehancuran akibat Badai Eta dua minggu lalu.

Para ahli memperkirakan musim badai yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini akan memaksa lebih banyak orang untuk bermigrasi.

Potensi Iota diperkirakan membawa angin yang berpotensi bencana. Gelombang badai yang mengancam jiwa. "Dampak curah hujan yang ekstrim ke Amerika Tengah," kata NHC.

Pada pukul 19.00 waktu setempat Minggu, 15  November 2020 lalu, Badai Iota menerjang  sekitar 255 mil (410 km) di lepas pantai Nikaragua-Honduras.

Hempasan angin berkekuatan  maksimum 100 mil per jam (161 kpj), menurut US National Hurricane Center (NHC).

Baca Juga: Amerika Tengah Diterjang Bencana, Pasca Badai Eta Kini Diprediksi Dilanda Iota

Musim badai kali ini, datang ketika Amerika Tengah Menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi wabah Covid-19. Para ahli memperingatkan kesulitan yang semakin parah dapat memicu putaran baru migrasi dari wilayah tersebut.

Pihak berwenang mengatakan, badai Iota dapat memperburuk kerusakan besar yang ditumbulkan oleh badai Eta pada dua minggu lalu.

Tidak menyebabkan banjir, tanah longsor, menghancurkan tanaman. Tapi dua badai telah menyebabkan korban jiwa. Petakan meluas  dari Panama hingga Meksiko selatan.

UNHCR mengatakan perubahan iklim meningkatkan intensitas hujan dan kekeringan di seluruh Amerika Tengah, Bahkan fenomena semacam itu dapat memperburuk kemiskinan.

"Kondisi ketidakamanan yang terus mendorong orang untuk meninggalkan komunitas,"katanya

Semnetara itu, proses evakuasi sedang berlangsung di Honduras, Guatemala dan Nikaragua di daerah yang diperkirakan akan terkena dampak Iota. Kendati masih belum diketahui, tapi dijadwalkan akan menghantam hutan di Pantai Nyamuk Nikaragua dan Honduras pada hari Senin, 16 November 2010.

Baca Juga: Puluhan Warga di Tiga Negara Bagian AS Tewas dalam Bencana Badai Laura

Warga yang berada dipesisir pantai  menghabiskan akhir pekan mengungsi dari daerah yang masih mengalami kerusakan akibat Badai Eta pada 2 minggu lalu.

Pengungsian kembali yang dilakukan petugas, membuat angkat bicara warga setempat.

“Pada badai pertama kami kehilangan rumah, pendapatan, dan babi kami, dan sekarang kami harus pergi lagi,” kata Winston Olier.

anggota komunitas adat Miskito yang tinggal di daerah pesisir Wawa Bar, Nikaragua. “Kami baru saja kembali untuk membangun kembali rumah kami, tapi sekarang kami telah melarikan diri lagi.”

Baca Juga: Waspada! Siang hingga Malam Hari Hujan Lebat dan Angin Kencang Guyur Sejumlah Wilayah di Jawa Barat

Douglas Espinal, kepala pemadam kebakaran Puerto Lempira di Pantai Nyamuk, Honduras, melaporkan pada media bahwa pengungsi telah tiba sejak Sabtu pagi, melakukan perjalanan dari semenanjung terpencil di kawasan itu.

Puerto Lempira adalah kota terbesar di departemen Gracias a Dios, Honduras, hanya dapat diakses melalui udara, laut, atau dengan melintasi sungai-sungai di dalamnya.

Dengan lebih dari 100.000 penduduk, menurut Institut Statistik Nasional, daerah tersebut adalah rumah bagi sejumlah komunitas adat, termasuk Miskitos, Garifunas, Pech dan Tawhakas.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Hujan disertai Angin Kencang di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat

Puerto Lempira masih belum pulih dari banjir besar yang dipicu oleh Eta pada 2 minggu lalu yang menyebabkan kerusakan properti dan hilangnya panen.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah