Namun, Israel penjajah tetap menentang keputusan tersebut, abstain nya AS pun mengundang amarah Israel sehingga mereka memutuskan untuk melanjutkan perang tanpa dukungan AS sekalipun.
“Saya mengingatkan Anda bahwa kita telah berperang beberapa kali tanpa dukungan AS dan seluruh dunia,” kata Ben-Gvir.
AS menentang rencana Israel untuk melancarkan serangan darat ke Rafah, sebab tak ingin ada lagi warga sipil yang menjadi korban.
Terutama mengingat lebih dari 32.400 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 74.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kelaparan yang dipicu genosida Israel Penjajah.
Rabu 27 Maret 2024 usai dua hari resolusi dikeluarkan, Israel masih saja bertahan untuk gempur warga Palestina di jalur Gaza. Israel menanggap masih ada pejuang Hamas yang harus dihabisi.
Nyatanya, meskipun putusan itu telah sah tanpa adanya bantuan veto dari Amerika Serikat (AS), situasi di lapangan tetaplah sangat mengerikan.
Namun, Hamas mengatakan bahwa setidaknya saat ini AS sudah tak bersedia menjadi tameng penjaga Israel Penjajah di hadapan dunia internasional.
Selain resolusi gencatan senjata, Israel juga mengabaikan pembicaraan damai yang dilakukan dengan Palestina. Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AFP News Kamis 28 Maret 2024, pembicaraan kedua pihak sudah dilakukan di Qatar.