Duh! Kelaparan Massal di Gaza Palestina Meluas, Harga Bahan Pokok Melonjak Naik hingga Tembus 100 Kali Lipat

- 15 Desember 2023, 11:15 WIB
Anak-anak Palestina membawa panci saat mereka antre untuk menerima makanan dari dapur amal di Rafah, Jalur Gaza selatan, pada tanggal 14 Desember 2023. Hal ini terjadi di tengah kekurangan pasokan makanan akibat berlanjutnya konflik antara Israel dan Hamas.
Anak-anak Palestina membawa panci saat mereka antre untuk menerima makanan dari dapur amal di Rafah, Jalur Gaza selatan, pada tanggal 14 Desember 2023. Hal ini terjadi di tengah kekurangan pasokan makanan akibat berlanjutnya konflik antara Israel dan Hamas. /REUTERS/Saleh Salem/

 

MEDIA PAKUAN – Warga Gaza harus membayar hingga 50 kali lipat daripada harga biasanya.

Terutama untuk mendapat bahan pangan dan menyembelih seekor keledai agar keluarganya bisa makan. 

Saat ini kelaparan massal terjadi karena truk bantuan makanan tidak dapat menjangkau sebagian besar wilayah Palestina.

Israel terus menggempur Jalur Gaza, sehingga konvoi bantuan hampir tidak dapat bergerak dan menjangkau orang-orang yang kelaparan.

Baca Juga: Exclusive Launch Acneact Trial Kit dari ERHA Hadir di Shopee Finest, Jangan Ketinggalan!

OCHA, kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan kemanusiaan mengungkap keterbatasan distribusi bantuan terjadi di daerah Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.

Dan saat ini hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza diperkirakan tinggal di Rafah.

"Di wilayah lain di Jalur Gaza, distribusi bantuan sebagian besar terhenti karena intensitas permusuhan dan pembatasan pergerakan di sepanjang jalan utama," ujar kantor tersebut.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam , Jumat 15 Deseber 2023 Hari Ini, Berikut Penjelasan dan Daftar Harganya

Seorang warga Palestina yang bernama Abdel-Aziz Mohammad (55 tahun), mengungsi dari Kota Gaza utara untuk berlindung di rumah temannya.

laokasi yang ada di wilayah selatan bersama keluarga dan kerabatnya yang totalnya berjumlah 30 orang.

Aziz mengaku bahwa dirinya hanya mendengar akan ada bantuan tetapi sama sekali belum pernah melihat ataupun mendapatkannya.

Baca Juga: Pasca Oknum ASN Diskominfosan Sukabumi Tersandung Skandal Tipu Gelap 95 HP, Marwan Hamami : Sedih Juga

"Bantuan? Bantuan apa? Kami mendengarnya namun tidak melihatnya," tutur Aziz.

"Dulu saya punya rumah besar, dua lemari es berisi makanan, listrik, dan air mineral. Setelah dua bulan perang ini, saya mengemis untuk sepotong roti," ujar Aziz melalui sambungan telepon.

"Ini adalah perang kelaparan. Mereka (Israel) memaksa kami keluar dari rumah kami, mereka menghancurkan rumah dan bisnis kami dan mendorong kami ke selatan di mana kami bisa mati karena bom mereka atau mati kelaparan," ucap Aziz, memilukan.

Baca Juga: Jakarta X Beauty 2023 Digelar di JCC: Intip Keseruan dari Kamis hingga Minggu, 14 - 17 Desember 2023 Mendatang

Youssef Fares, seorang jurnalis dari Jabalia di utara, mengatakan jika kebutuhan pokok seperti tepung dan bahan lainnya sangat sulit ditemukan.

Sehingga harganya naik 50 hingga 100 kali lipat dibandingkan sebelum perang.

"Pagi ini saya pergi mencari sepotong roti dan tidak menemukannya. Yang tersisa di pasar hanyalah permen untuk anak-anak dan beberapa kaleng kacang-kacangan, yang harganya sudah naik 50 kali lipat," tutur Youssef dalam sebuah tulisan yang diunggah di Facebook.

"Saya melihat seseorang menyembelih seekor keledai untuk diberikan kepada ratusan anggota keluarganya," tutur Youssef, menambahkan.

Baca Juga: Tetap Style, 9 Tips Ibu Hamil Biar Fashion Oke! Tak Berubah Penampilan Badan Gemuk

Semua truk bantuan memasuki Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir, tetapi selalu terhambat karena ada pemeriksaan dari pihak Israel.

PBB menyerukan kepada Israel untuk mengizinkan truk-truk bantuan agar langsung masuk ke Gaza melalui Kerem Shalom daripada memaksa mereka kembali ke Rafah.

Seorang pejabat senior PBB yang mengetahui masalah pengiriman bantuan mengatakan Israel sebenarnya bisa membuat perbedaan yang signifikan.

Terutama dengan membiarkan truk bantuan melewati Kerem Shalom, namun negara Zionis itu memilih untuk tidak membiarkan truk bantuan melewatinya.***

 

 

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah