Dunia Dihadapkan pada Peningkatan Potensi Kerusuhan Sipil di 101 Negara: Dampak Inflasi dan Energi

- 3 September 2022, 12:28 WIB
 AS dan UE Membela Diri atas Kesalahan yang Menyebabkan Jutaan Orang Kelaparan
AS dan UE Membela Diri atas Kesalahan yang Menyebabkan Jutaan Orang Kelaparan /Ilustrasi/Foto oleh MART PRODUCTION: https://www.pexels.com/id-id/foto/banner-lelah-kesepian-murung-8078517/

Menurut CUI peningkatan kerusuhan sipil saat ini menjadi yang terbesar sejak rilis terakhirnya di tahun 2016.

Lebih dari 80% negara di dunia mengalami inflasi di atas 6%, dimana risiko sosial ekonomi mencapai tingkat kritis.

Hampir setengah dari semua negara dikategorikan sebagai berisiko tinggi atau ekstrem. Namun dalam enam bulan kedepan, disebutkan sejumlah besar negara bagian diperkirakan akan mengalami penurunan lebih lanjut.

Maplecroft menjelaskan hanya penurunan signifikan dalam harga pangan dan energi global yang dapat menahan tren global negatif dalam risiko kerusuhan sipil.

Namun kekhawatiran resesi meningkat dan inflasi diperkirakan akan jauh lebih buruk pada tahun 2023 daripada pada tahun 2022.

Musim gugur dan musim dingin yang dingin di Eropa akan memperburuk krisis energi dan biaya hidup yang sudah serius.

Peningkatan kekeringan dan tekanan air secara global akan memperburuk harga pangan yang sudah tinggi dan memicu protes lokal di daerah yang terkena dampak.

Kerusuhan sipil memuncak kemungkinan akan terjadi di mana terdapat perbedaan pendapat yang tajam dan ketidakmampuan untuk melindungi penduduk dari kenaikan biaya hidup terbatas.

Investor akan terburu-buru untuk keluar terlebih dahulu, membuat pemerintah yang paling rentan bahkan kurang siap untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kerusuhan sipil.***

Halaman:

Editor: M Hilman Hudori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah