Sri Lanka berada dalam keadaan kerusuhan selama beberapa bulan, karena kekurangan pasokan makanan dan bahan bakar dan harga yang meroket.
Peristiwa itu memuncak pada hari Sabtu saat ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman presiden Sri Lanka hingga memaksanya untuk melarikan diri.
Blinken kepada media di Bangkok mengatakan “ Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia ,” katanya .
Blinken kepada media di Bangkok mengatakan “ Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia ,” katanya .
Baca Juga: Media Rusia Tawarkan Pekerjaan di Kantor Perwakilan Zaporizhzhia Ukraina kepada Boris Johnson
Blinken menuduh meningkatnya kerawanan pangan di seluruh dunia “secara signifikan diperburuk oleh agresi Rusia terhadap Ukraina".
Blinken menuduh meningkatnya kerawanan pangan di seluruh dunia “secara signifikan diperburuk oleh agresi Rusia terhadap Ukraina".
Blinken juga menuduh Moskow telah memblokir 20 juta ton biji-bijian di pelabuhan Ukraina.
Sri Lanka telah mengalami gagal bayar utang luar negeri untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Pandemi Covid-19, membuat negara pulau itu kehilangan pendapatan pariwisata yang vital. Peningkatan pengeluaran pemerintah, pemotongan pajak, dan pelonggaran kuantitatif mendorong inflasi.
Sekitar 100.000 orang pada Sabtu menyerbu dan menguasai kediaman presiden Sri Lanka di Kolombo.
Presiden Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengumumkan pengunduran diri mereka di tengah kerusuhan massal itu.***