Rudal satu ini yang dikabarkan sebagai senjata pembunuh kapal induk.
Rudal Zmeevik akan melengkapi kapal perang permukaan dengan senjata yang mampu menyerang kapal induk ataupun sekelompok tempur kapal induk.
Rudal pembunuh level besar ini sebagai sebuah langkah yang mungkin bertujuan untuk membenteng angkatan lautnya di Atlantik Utara dan Pasifik Utara.
Baca Juga: Kak Seto Ungkap Kondisi Bocah Korban Pasung oleh Orang Tua di Bekasi: Anaknya Cerdas dan Kreatif
Kondisi ini di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dengan Amerika Serikat dan Barat.
Menurut salah satu sumber departemen pertahanan Rusia, rudal balistik Zmeevik telah dikembangkan sudah cukup lama.
Menurut salah satu sumber departemen pertahanan Rusia, rudal balistik Zmeevik telah dikembangkan sudah cukup lama.
Rudal dirancang untuk menghancurkan target permukaan yang besar, terutama kapal induk.
Baca Juga: Bocah yang Dirantai Orangtuanya di Bekasi Ternyata Berkebutuhan Khusus, Polisi Ungkap Faktanya
Kantor berita Rusia TASS mengklaim bahwa rudal tersebut akan memiliki karakteristik yang mirip dengan DF-21D dan DF-26 China.
Rudal akan memiliki jangkauan terbang 4.000 kilometer.
Rudal Zmeevik akan melengkapi kapal perang permukaan dengan senjata yang mampu menyerang kapal induk ataupun sekelompok tempur kapal induk.
Zmeevik dikembangkan oleh perusahaan Reutov NPO Mashinostroeniya (bagian dari Tactical Missiles Corporation).
Perusahaan yang sebelumnya memproduksi rudal hipersonik Zirkon (rudal anti-kapal untuk kapal permukaan dan kapal selam).
Reutop juga mengeluarkan peralatan tempur Avangard untuk UR-100N UTTKh dan rudal balistik antarbenua Sarmat, dan sistem rudal pantai Bastion dengan rudal supersonik Onyx.
Naval News.mencatat bahwa Zmeevik akan menjadi momok menakutkan bagi AS dan angkatan laut NATO, karena AS belum mengembangkan pertahanan efektif terhadap senjata hipersonik.
Belum tidak diketahui pasti seberapa jauh hasil pengembangan Zmeevik ini, hal ini bisa diketahui jika uji coba rudal Zmeevik berhasil diverifikasi.
Baca Juga: Petugas Tim Inafis dan Labfor Polda Metro Jaya Lakukan Prarekonstruksi, Kasus Penembakan Brigadir J
Namun beberapa pihak menilai laporan tentang senjata baru mungkin saja merupakan propaganda yang membingungkan bagi para perencana pertahanan AS dan sekutu.***