Network
MEDIA PAKUAN - Konflik di Yaman kian memanas, baru-baru ini Pemimpin Houthi Abdul-Malik al-Houthi mengatakan kelompoknya sekarang memiliki rudal balistik “dalam negeri” yang dapat menembus sistem pertahanan buatan AS yang dimiliki oleh koalisi pimpinan Saudi.
Serangan tersebut memicu kekhawatiran bahwa kelompok milisi tersebut memiliki rudal yang lebih kuat yang dapat mencapai target lebih jauh.
UEA, yang telah memainkan peran besar dalam koalisi, mengatakan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan AS telah berhasil mencegat sebagian besar rudal Houthi.
Al-Houthi juga menuduh koalisi pimpinan Saudi dan pemerintah Yaman terus “menimbun amunisi untuk memicu lebih banyak ketegangan dalam fase tersebut”, meskipun ada gencatan senjata nasional di negara yang dilanda perang itu.
Gencatan senjata yang ditengahi PBB mulai berlaku pada 2 April, menandai terobosan besar pertama dalam beberapa tahun untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan.
Sejauh ini, gencatan senjata sebagian besar telah diadakan, tetapi pihak-pihak yang bertikai sering bertukar tuduhan pelanggaran.
Baca Juga: Eropa dan Barat Meradang, Iran Akan Hapus 27 Kamera Pemantau Situs Nuklir
Yaman telah terperosok dalam perang saudara sejak akhir 2014 ketika milisi Houthi menguasai beberapa provinsi utara dan memaksa pemerintah yang diakui secara internasional keluar dari ibu kota Sanaa.
