Buntut Houthi Dicabut Daftar Terorisme! Arab Saudi Kecewa pada Amerika, Al-Faisal: Kami Negara Berdaulat

- 3 Mei 2022, 19:32 WIB
Houthi Yaman Menawarkan PBB Pertukaran 200 Tahanan
Houthi Yaman Menawarkan PBB Pertukaran 200 Tahanan /dok.Reuters/
 
MEDIA PAKUAN - Pangeran Turki Al-Faisal, mantan kepala intelijen Arab Saudi sekaligus mantan duta besar untuk London dan Washington DC, mengatakan Arab Saudi  kecewa terhadap AS.
 
Terutama dalam menghadapi ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan Teluk.
 
Ia mengatakan Presiden Biden telah menghapus Houthi dari daftar teroris. Sehingga memicu aktivitas mereka lebih agresif dalam serangan.
 
 
"Mereka di Arab Saudi, serta di UEA,” katanya
 
Dia mengatakan bersama pengaruh Iran, Houthi tidak hanya mengacaukan Arab Saudi.
 
Tapi juga mempengaruhi keamanan dan stabilitas jalur laut internasional di sepanjang Laut Merah, Teluk dan laut Arab. 
 
 
Turki Al-Faisal menyinggung pencabutan status Houthi pada 12 Februari 2021 oleh pemerintahan demokrat yang baru atas penunjukan milisi yang berpihak pada Iran sebagai Organisasi Teroris Asing.
 
Baca Juga: Kerja Layani Majikan Setiap Jumat di Tengah Gurun Pasir Arab Saudi, TKW Indonesia Ini Bisa Dapat Rp5,7 juta

Selama wawancaranya, dia mengatakan Turki juga menyampaikan penawarannya tentang hubungan AS-Saudi.
 
"Perang antara Rusia dan Ukraina, dan dinamika geopolitik Timur Tengah yang terus berubah pada saat kenaikan harga minyak dan ketegangan diplomatik, "katanya

Turki Al-Faisal menggaris bawahi penghentikan operasi gabungan yang dilakukan Amerika dengan Kerajaan dalam menghadapi tantangan pemberontakan yang dipimpin Houthi di Yaman melawan rakyat Yaman. 
 
 
Setelah masalah energi minyak dengan pangeran Mohammed bin Salman,  Amerika menarik baterai rudal anti-pesawat disaat Houthi meningkatkan serangan menggunakan peralatan Iran seperti rudal dan drone.
 
Secara tegas ia mengatakan bahwa Arab Saudi tidak ingin menjadi instrumen atau alasan ketidakstabilan harga minyak.
 
Tingginya harga dan asuransi akibat perang Ukraina, ditambah pembatasan Eropa dan AS, dan sanksi terhadap, industri minyak Rusia. 
 
 
Ketersinggungan Arab Saudi meningkat setelah Hillary Clinton, mengatakan perlunya pendekatan carrot and stick untuk memaksa Arab Saudi meningkatkan bagian dari produksi minyak untuk mengurangi harga selama apa yang disebutnya krisis eksistensial.
 
Ia menyayangkan pernyataan Hillary dan membalasnya bukan anak sekolah yang harus diperlakukan dengan carrot and stick. 
 
" Kami adalah negara yang berdaulat, dan ketika kami diperlakukan dengan adil dan jujur, kami akan merespons dengan cara yang sama," tegasnya.
 

Pangeran Turki juga menepis tuduhan bahwa Riyadh telah memihak Moskow dalam konflik Ukraina "Kerajaan telah secara terbuka menyatakan dan memilih untuk mengutuk agresi terhadap Ukraina yang disahkan oleh Majelis Umum PBB, " katanya. ***
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: www.arabnews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x