Pemilihan Presiden di Filipina Memakan Korban, Puluhan Wartawan Terluka

- 9 Mei 2022, 13:55 WIB
Pemilihan Presiden di Filipina Memakan Korban, Puluhan Wartawan Terluka
Pemilihan Presiden di Filipina Memakan Korban, Puluhan Wartawan Terluka /Foto Romeo Ranoco/Reuters

MEDIA PAKUAN - Insiden terjadi saat Pemilihan Presiden di Filipina yang mengakibatkan tiga penjaga keamanan tewas pada Senin, 9 Mei 2022.

Ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah tempat pemungutan suara di wilayah bergolak di Filipina selatan.

Menurut seorang polisi setempat, saat jutaan orang Filipina memberikan suara dalam pemilihan nasional. Pembakan mematikan itu terjadi tak lama setelah pemungutan suara berlangsung di kotamadya Buluan di pulau Mindanao.

Baca Juga: Kasus Hepatitis Misterius Landa Anak Indonesia, Menko PMK Muhadjir Effend: Biaya Ditanggung BPJS

Pulau ini adalah surga bagi berbagai kelompok bersenjata mulai dari pemberontak komunis hingga militan Islam.

Mantan walikota Ibrahim Mangudadatu mengatakan kepada AFP bahwa orang-orang di dalam sekolah yang digunakan sebagai tempat pemungutan suara berlari mencari perlindungan ketika penembakan dimulai.

Seorang penjaga keempat terluka dalam serangan itu, kata juru bicara kepolisian provinsi Maguindanao Mayor Roldan Kuntong.

Lima granat meledak di luar sebuah tempat pemungutan suara di kotamadya Datu Unsay pada Minggu malam yang menyebabkan sembilan orang terluka.

Baca Juga: Raja Salman di Larikan Ke RS Spesialis King Faisal

Beberapa menit setelah serangan itu, sebuah granat meledak di kota tetangga Shariff Aguak, tetapi tidak ada korban jiwa.

Polisi mengatakan para korban granat telah berjalan dari desa pegunungan terpencil mereka untuk memberikan suara mereka di balai kota di Datu Unsay ketika tempat pemungutan suara dibuka di seluruh negeri pada Senin pagi.

“Adalah kebiasaan mereka untuk turun lebih awal dari desa mereka yang jaraknya delapan hingga 12 jam berjalan kaki,” kata Kuntong.

Seperti diketahui pada tahun 2009, Maguindanao adalah tempat kejadian kekerasan politik paling mematikan di negara itu.

Baca Juga: Tak Berlebihan, 2 Bahan Dapat Menurunkan Kadar Asam Urat: Meski Pahit Bisa Coba

Lima puluh delapan orang dibantai ketika orang-orang bersenjata yang diduga bekerja untuk seorang panglima perang lokal menyerang sekelompok orang untuk menghentikan saingannya mengajukan pencalonannya.

Akibat kerusuhan itu puluhan korban adalah jurnalis yang meliput kontes tersebut.

menurut seorang juru bicara Komisi Pemilihan mengatakan mereka mencoba untuk memverifikasi apakah penembakan dan serangan granat itu terkait dengan pemilihan.

Calon wakil presiden Sara Duterte, mantan walikota Kota Davao di Mindanao, mengatakan kepada wartawan bahwa dia berharap para pemilih tidak akan "dihilangkan haknya" sebagai akibat dari kekerasan tersebut.

Baca Juga: Sempat Dukung Ukraina, Mural Zelensky di Gedung-gedung Polandia Mulai Dihapus

Putra mantan diktator Ferdinand Marcos adalah favorit untuk memenangkan pemilihan presiden, yang akan mengembalikan klan ke puncak kekuasaan politik.

Ribuan personel dari kepolisian, angkatan bersenjata dan penjaga pantai telah menyebar di seluruh nusantara untuk membantu mengamankan tempat pemungutan suara dan surat suara, mengawal petugas pemilu dan menjaga pos pemeriksaan.

Hingga Minggu, ada 16 "insiden terkait pemilu yang disahkan" sejak 9 Januari, termasuk empat penembakan, kata juru bicara polisi nasional Brigjen Roderick Alba.

Itu dibandingkan dengan 133 insiden selama pemilihan presiden 2016.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah