MEDIA PAKUAN - Sebanyak 117 orang ditemukan tewas tertutup lumpur di Filipina setelah terjangan Badai tropis Megi yang memicu longsoran tanah dan banjir.
Puluhan orang masih dinyatakan hilang setelah badai terkuat melanda negara kepulauan itu.
Hujan lebat selama beberapa hari, memaksa puluhan ribu orang mengungsi ke pusat-pusat evakuasi.
Baca Juga: Kena Fitnah, Emma Warokka Berharap Akun Palsu yang Mencoreng Namanya Mendapat Ganjaran Setimpal
Badai Megi Di provinsi tengah Leyte yang disertai longsoran tanah menghancurkan pertanian dan pesisir pantai yang memusnahkan rumah-rumah dan mengubah lanskap tanah.
Wilayah tersebut selalu dilewati badai termasuk Topan Super Haiyan pada tahun 2013.
Di kota Abuyog tim penyelamat menemukan puluhan korban di sebuah desa pesisir yang hancur akibat tanah longsor pada hari Selasa.
Sedikitnya 26 orang tewas dan sekitar 150 orang hilang, kata pihak berwenang, dengan sedikit harapan untuk menemukan orang lain yang masih hidup.
Penduduk desa mengatakan banyak dari mereka meninggal saat berusaha mendaki gunung untuk menghindari banjir bandang.
“Kedengarannya seperti helikopter,” kata anggota dewan Pilar Anacleta Canuto, menggambarkan suara yang ditimbulkan oleh tanah longsor.
Badai Megi datang empat bulan setelah topan super Haiyan yang menghancurkan sebagian besar negara itu.
Haiyan menewaskan lebih dari 400 orang dan menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Filipina berada pada peringkat di antara negara-negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim dan dilanda rata-rata 20 badai setiap tahun.***